Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Respons Putusan MK, Sebut Polisi dan Jaksa Bantu Perkuat Kinerja ESDM
Advertisement . Scroll to see content

ESDM Nilai Hilirisasi dari Sektor Minerba Berjalan Optimal di Timah

Minggu, 15 Oktober 2023 - 22:05:00 WIB
ESDM Nilai Hilirisasi dari Sektor Minerba Berjalan Optimal di Timah
Ilustrasi pertambangan timah (ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyebutkan, saat ini industri paling hilir dalam menjalankan hilirisasi adalah komoditas timah. Apalagi saat ini sudah ada industri tin solder, tin chemical, dan tin plate untuk pengolahan logam timah.

Menurutnya hilirisasi di sektor ini sudah berjalan optimal. Maka dari itu, ke depan komoditas lain juga didorong untuk melakukan percepatan hilirisasi mineral dan batu bara secara terintegrasi supply chain antara tambang dan smelter, termasuk integrasi industri bahan olahan mineral.

"(Timah) per sekarang iya, tapi yang lain kita inginkan juga seperti itu," ucap Dadan ketika ditemui dalam acara Puncak Peringatan Hari Pertambangan ke-78 di Kementerian ESDM, Minggu (15/10/2023).

Dadan menjelaskan, pemerintah juga telah memberikan kemudahan, salah satunya dengan integrasi yang kemudian dapat menciptakan harga bahan baku lebih kompetitif, serta dapat bersaing dalam kancah perdagangan internasional.

"Secara umum untuk hilirisasi itu ada insentif, kita dorong ke situ. Insentif untuk pengembangan investasi, termasuk juga nantinya bahan baku kita fasilitasi. Mekanisme dan kerja samanya dikembangkan, sehingga kepastian bahan bakunya terjamin dan investasinya jalan. Bahan baku kan juga bisa jadi isu kalau tidak cukup," tuturnya.

Hal senada juga telah diungkapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif yang menuturkan bahwa strategi hilirisasi mineral diantaranya melalui percepatan pengintegrasian supply chain antara tambang dan smelter, pengintegrasian industri pengguna bahan olahan mineral dan pengembangan industri lanjutan, serta aplikatif dari hasil pengolahan atau pemurnian mineral.

Arifin pun menuturkan, pihaknya mencatat, Indonesia memiliki total sumber daya timah sebanyak 7,2 juta ton bijih (SnO2) dan 2,4 juta ton Sn. Cadangan sebanyak 6,8 juta ton bijih (SnO2) dan 2,2 juta ton Sn.

"Secara umum pemakaian solder adalah pabrik elektronik, pabrik otomotif, dan pabrik semikonduktor. Pemakaian produk tin chemical adalah pabrik pipa PVC dan plastik kemasan makanan," ucap Arifin.

Mengamini pemerintah, PT TI yang merupakan anak usaha PT Timah Tbk juga menyatakan terus melakukan optimalisasi hilirisasi untuk memenuhi kebutuhan pasar global dengan memiliki 3 pabrik tin chemical dan 1 pabrik tin solder.

Kapasitas produksi yang dimiliki PT TI saat ini sebanyak 21.000 ton, yang terdiri dari pabrik tin chemical Stannic Chloride (SnCl4) dengan merek BANKASTANNIC, pabrik Dimethyltin Dichloride (DMT) dengan merek BANKASTAB DMT Series, pabrik Methyltin Stabilizer dengan merek BANKASTAB MT Series, dan pabrik Tin Solder dengan merek BANKAESA.

Produk tin solder digunakan pada industri elektronik dan otomotif, sedangkan tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (PVC) sebagai bahan aditif tin stabilizer untuk pembuatan pipa konstruksi, profil, plastik PVC transparan dan lainnya.

Kemudian, Aplikasi timah sebagai bahan pelapis banyak digunakan sebagai pelapisan baja, untuk keperluan industri otomotif, pembungkus makanan, pelapis kaleng, pelindung kontainer, dan pelapis pipa yang terbuat dari logam lainnya.

Penggunaan akhir logam timah umumnya adalah untuk aplikasi tin foil, tin pipe, tin tube, tin chemical, tin wire, pewter, pipe fitting, electronic components, automotive components, tin plating steel sheet dan tin coating plastic sheet.

50 persen produk hilir timah banyak digunakan untuk tin solder, 17 persen untuk tin chemical, 13 persen tin plate, 7 persen baterai, 5 persen paduan tembaga, dan 8 persen aplikasi lainnya. Penggunaan logam timah dalam aplikasi tersebut akan tetap ditemui di masa mendatang.

Manajemen mengungkapkan, secara global, kebutuhan timah disuplai dari operasi penambangan di China, Indonesia, dan Myanmar.  Konsumsi logam timah global didominasi oleh China, sementara konsumsi logam timah di Indonesia masih sangat rendah.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut