Layani Keluarga Prasejahtera, BTPN Syariah Salurkan Pinjaman Rp8,54 Triliun
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) telah menyalurkan pinjaman Rp6,87 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Angka itu tumbuh 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,87 triliun.
Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan, tingginya pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan kualitas pinjaman yang terjaga. Hal ini tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) yang turun dari 1,65 persen menjadi 1,34 persen.
Menurut Ratih, pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan ini buah dari konsistensi BTPN Syariah untuk fokus melayani keluarga prasejahtera produktif sejak 2010.
"Kami terus fokus melayani keluarga prasejahtera produktif Indonesia. Bersama-sama, mengupayakan agar mimpi dan niat baik nasabah kami dapat terwujud lebih cepat dengan cara yang tepat," ujar Ratih Rachmawaty, Senin (23/9/2019).
Saat ini, kata Ratih, BTPN Syariah telah melayani 3,5 juta nasabah aktif yang mana 100 persen adalah perempuan keluarga prasejahtera. Selain memberikan pinjaman, BTPN Syariah juga memberikan pendampingan lewat pelatihan.
Per 30 Juni 2019, total aset BTPN Syariah mencapai Rp13,94 triliun, tumbuh 30 persen dalam setahun terakhir. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tembus Rp8,8 triliun, naik 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, kata Ratih, kondisi likuiditas bank juga positif. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di level 39,4 persen. BTPN Syariah pada semester I-2019 meraup laba bersih Rp610 miliar, naik 36 persen.
BTPN Syariah juga berhasil melakukan efisiensi. Ini terlihat dari rasio beban operasional terhadap pendapatan (BOPO) yang turun dari 62,9 persen menjadi 60,4 persen.
Nasabah BTPN Syariah, Yuli Handayani mengaku sangat senang menjadi nasabah BTPN Syariah. Selain diberikan pinjaman tanpa agunan, angsuran yang dibebankan juga sangat ringan.
"Saya sudah dua kali pinjam dana ke BTPN Syariah untuk modal usaha. Pinjaman pertama Rp10 juta, karena (angsuran) lancar ditambah lagi jadi Rp20 juta untuk pinjaman kedua," kata penjual daging di Pasar Gang Baru, Kranggan, Semarang.
Editor: Rahmat Fiansyah