Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BNPB Pastikan Jaringan Listrik di Sumbar Pulih 100 Persen
Advertisement . Scroll to see content

Gapensi: Proyek Infrastruktur Skala Kecil Dikuasai Anak Usaha BUMN

Senin, 04 November 2019 - 20:38:00 WIB
Gapensi: Proyek Infrastruktur Skala Kecil Dikuasai Anak Usaha BUMN
Proyek infrastruktur. (Foto: ilustrasi/Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menyatakan, BUMN terlalu menguasai proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Dominasi tersebut juga terjadi pada proyek-proyek dengan nilai kontrak kecil.

Wakil Ketua Umum V Gapensi La Ode Saiful Akbar mengatakan, selama lima tahun belakangan pemerintah gencar bangun infrastruktur di seluruh Indonesia. Namun, keterlibatan pengusaha swasta sangat minim.

"Ada satu masalah yang jadi fundamental di konstruksi, problemnya adalah pekerjaan konstruksi itu dikuasai BUMN, tidak dicapai pengusaha-pengusaha swasta," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/11/2019).

La Ode mengatakan, pengusaha swasta kesulitan bersaing dengan BUMN untuk proyek-proyek besar karena selama ini perusahaan pelat merah mendapat keistimewaan berupa penugasan dari pemerintah.

Instruksi Presiden Jokowi untuk memberikan proyek-proyek dengan kontrak di bawah Rp100 miliar kepada kontraktor swasta juga membuat pengusaha gigit jari. Pasalnya, kata La Ode, kontrak-kontrak kecil juga dikuasai oleh BUMN lewat anak usaha mereka.

"Oke benar, realisasinya di atas Rp100 miliar, tapi itu induk, tapi anak usaha dan cicit, itu Rp100 miliar ke bawah, akhirnya pengusaha nasional tidak dapat apa-apa," ucapnya.

La Ode mengakui bahwa peluang pengusaha swasta ada pada proyek infrastruktur dengan skema kerja sama pemerintah-badan usaha (KPBU). Namun, dia menyebut skema tersebut banyak kendala, termasuk seringkali pembayaran terlambat dilakukan.

Keterlambatan pembayaran itu membuat kontraktor swasta terjerat kredit bermasalah. Padahal, banyak pengusaha yang meminjam uang ke bank untuk menalangi proyek di awal pengerjaan. Hal ini terlihat dari tingginnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di sektor konstruksi yang mencapai 2,6 persen.

"Kita pengusaha swasta yang meminjam ke bank, pembayaran jadi lambat, berdampaklah pada NPL," tuturnya.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut