Gelar RUPS Siang Ini, Kerugian Garuda Indonesia Jadi Sorotan
JAKARTA, iNews.id - Emiten penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020, Jumat (13/8/2021) siang. Pemegang saham pun akan melakukan pengesahan laporan keuangan perusahaan sepanjang tahun lalu.
Salah satu poin yang menjadi sorotan atas kinerja keuangan Garuda Indonesia adalah terkait kerugian yang dibukukan perusahaan penerbangan pelat merah tersebut sepanjang 2020.
Seperti diketahui, per Maret 2020, Garuda Indonesia telah mencatat kerugian sebesar 120,16 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,7 triliun.
Keuangan emiten pelat merah tersebut terus terkontraksi hingga kuartal I 2021, dimana perusahaan mencatatkan kenaikan rugi bersih per 31 Maret 2021 sebesar 384,34 juta dolar AS atau setara dengan Rp5,57 triliun, naik 219,86 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar 353,07 juta dolar AS atau turun 54,03 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 768,12 juta dolar AS dengan rugi per saham dasar 0,01485 dolar AS
Adapun pendapatan usaha Perseroan terdiri atas penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan lainnya. Penerbangan berjadwal menyumbang terbesar ke pendapatan sebesar 278,22 juta dolar AS atau lebih rendah dari sebelumnya 654,52 juta dolar AS.
Kemudian, penerbangan tidak terjadwal tercatat 22,78 juta dolar AS atau lebih tinggi dari sebelumnya 5,31 juta dolar AS, dan lainnya tercatat 52,06 juta dolar AS atau lebih rendah dari sebelumnya 108,27 juta dolar AS
Garuda Indonesia juga mencatatkan adanya kenaikan beban pemeliharaan dan perbaikan di kuartal I 2021 menjadi 159,73 juta dolar AS dibanding periode yang sama tahun lalu 128,52 juta dolar AS.
Sementara itu, beban operasional penerbangan turun menjadi 392,25 juta dolar AS dari sebelumnya 525,65 juta dolar AS, dan beban umum dan administrasi turun menjadi 46,25 juta dolar AS dari sebelumnya 72,45 juta dolar AS.
Manajemen Garuda menjelaskan, grup mengalami kerugian sebesar 385,4 juta dolar AS dan liabilitas jangka pendek grup melebihi aset lancarnya sejumlah 4,07 miliar dolar AS dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar 2,32 miliar dolar AS.
Editor: Jeanny Aipassa