Grab Akuisisi Supermarket Malaysia Jaya Grocer
KUALA LUMPUR, iNews.id - Grab mengumumkan telah menyelesaikan akuisisi saham mayoritas jaringan supermarket terkemuka di Malaysia, Jaya Grocer. Pengumuman tersebut disampaikan oleh CEO Group dan Co-founder Grab, Anthony Tan melalui akun linkedinnya, Selasa (1/2/2022).
"Selamat datang di keluarga Grab! Setelah menghabiskan banyak waktu dengan pemilik (keluarga Teng) dan tim mereka selama beberapa bulan terakhir. Jelas bahwa mereka tidak hanya veteran dalam menjalankan bisnis supermarket yang kompleks, mereka juga berbagi nilai dan dedikasi untuk melayani pelanggan," ujar Anthony dikutip dari Antara, Rabu (2/2/2022).
Anthony menambahkan, salah satu yang dapat diketahui dari upaya yang mereka lakukan saat ini adalah untuk memastikan pelanggan mereka mendapatkan produk terbaik.
"Ini hanyalah salah satu dari banyak hal yang membuka mata saya dan Alex Hungate, ketika kami mengunjungi pusat distribusi dan toko mereka dalam beberapa minggu terakhir," kata dia.
Dengan akuisisi tersebut, Anthony yakin bahwa kemitraan ini akan membuka jalan untuk membuat bahan makanan sesuai permintaan lebih mudah diakses oleh semua orang, dan memungkinkan keduanya untuk berkembang lebih cepat dan lebih baik.
Grab dan Jaya Grocer juga mengumumkan peluncuran GrabPay dan GrabRewards di semua toko ritel fisik Jaya Grocer dan memperluas penggunaan dompet cashless populer Grab.
"Akuisisi ini dilakukan pada saat percepatan pertumbuhan dalam layanan pengiriman bahan makanan sesuai permintaan. Pembatasan pergerakan yang berkepanjangan dan kekhawatiran konsumen tentang keamanan dan kebersihan telah menyebabkan ledakan belanja bahan makanan online," ucap Anthony.
Berdasarkan data, 64 persen pengguna internet Asia Tenggara membeli bahan makanan secara online setidaknya sekali selama pandemi. Namun, transaksi bahan makanan online hanya menyumbang sekitar dua persen dari total pengeluaran bahan makanan.
Diperkirakan bahwa grosir online di Asia Tenggara dapat tumbuh hingga 50 miliar dolar AS dalam nilai barang dagangan, dengan tingkat penetrasi 10 persen serupa dengan pasar modern atau advanced markets.
Editor: Aditya Pratama