Gubernur BI Buka Suara soal Penyebab Rupiah Sempat Melemah ke Rp16.634 per Dolar AS

JAKARTA, iNews.id – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/9/2025). Tercatat, kurs rupiah sempat menyentuh 16.634 per dolar AS.
Bahkan, pada penutupan pekan lalu, rupiah berada di Rp16.585 per dolar AS, mencatat pelemahan kumulatif sebesar 1,28 persen dalam sepekan. Merespons hal itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kurs rupiah tetap terkendali. Pihaknya pun berkomitmen untuk melakukan intervensi demi menjaga nilai rupiah.
“Untuk nilai tukar kami laporkan tetap terkendali, komitmen kami untuk melakukan stabilisasi karena ketidakpastian yang tinggi baik dari global maupun dari domestik, kami terus melakukan intervensi baik di pasar luar negeri melalui offshore non-delivery forward maupun pasar dalam negeri melalui transaksi secara tunai atau spot-spot domestik non-delivery forward maupun juga bagaimana kami melakukan pembelian SBN di pasar sekunder,” kata Perry dalam Raker Komisi XI DPR, Senin (22/9/2025).
Dari sisi global, Perry menyebut ketidakpastian masih cukup tinggi, terutama terkait kebijakan bank sentral AS (The Fed), yang mengindikasikan potensi penurunan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
“Komitmen kami bahwa tren nilai tukar ke depan akan bergerak stabil dan bahkan ada kecenderungan menguat sejalan dengan komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah sementara dan prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup baik,” ungkap dia.
Dari sisi global, Perry menyebut ketidakpastian masih cukup tinggi seiring langkah bank sentral AS (The Fed) yang telah menurunkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
Indeks dolar (DXY) kini berada dalam tren pelemahan, meskipun pergerakannya masih dipengaruhi dinamika ekonomi dan politik.
“DXY tren menurun meskipun minggu ke minggu mata uang dolar dipengaruhi oleh dinamika ekonomi dan politik yang terjadi. Maka aliran modal ke emerging market memang masih terjadi volatilitas,” paparnya.
Dengan demikian, Perry optimistis ke depan rupiah tetap stabil dan bahkan berpotensi menguat, sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.
Editor: Puti Aini Yasmin