Hadapi Kenaikan Harga Komoditas, Ini Jurus WIKA Gedung (WEGE)
JAKARTA, iNews.id - Manajemen PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung telah menyiapkan jurus menghadapi dampak kenaikan harga komoditas yang dapat berimbas pada sektor konstruksi.
Menurut Direktur Utama WEGE, Nariman Prasetyo, perseroan terus memantau kenaikan harga komoditas yang berimbas di sektor konstruksi bangunan, dan mempersiapkan sejumlah jurus untuk menghadapi kenaikan produk komoditas bijih besi, seperti besi beton yang menjadi material utama perusahaan.
"Jadi strategi yang sudah kami kerjakan terutama untuk komoditas-komoditas utama di building construction ini adalah kita sudah punya kontrak payung, terutama untuk satu tahun agenda RKP, misalnya untuk besi beton dan pekerjaan betonnya, ini sangat utama untuk infrastruktur," kata Nariman dalam MNC Group Investor Forum 2022, secara virtual, Rabu (16/3/2022).
Selain mengutamakan kontrak dengan jangka tertentu, Nariman menuturkan perusahaan juga mengutamakan sistem pembayaran yang memiliki kepastian dengan pihak ketiga.
Langkah ini dinilai penting terutama untuk mengukur harga-harga dasar yang dikeluarkan perseroan dalam rencana kerja.
"Dari finance ini kami menggunakan sistem pembayaran bisa SKBDN bisa SCF yang disepekati bersama dengan pihak ketiga, supaya kita bisa menguji tingkat kepastian harga-harga yang akan berjalan," tutur Nariman.
Selanjutnya, perseroan juga akan mereview perhitungan harga dengan asumsi dampak yang bakal terjadi di perusahaan.
Perseroan memprioritaskan untuk melakukan mitigasi berapa harga yang dikeluarkan, khususnya dalam merumuskan harga pokok penjualan (HPP).
"Sehingga, HPP kita juga harus kita sesuaikan dengan memitigasi berapa harga yang kita proyeksikan akan terjadi, khususnya di agenda kerja tahun 2022," ujar Nariman.
Garansi pembayaran juga menjadi hal yang utama bagi Wika Gedung. Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko Wika Gedung, Syailendra Ogan, menerangkan bahwa kepastian keuangan menjadi penentu proyek yang bakal disasar perusahaan.
"Secara finance, kita harus ada garansi pembayarannya, sehingga kita bisa hitung terkait harga komoditas yang akan kita masukkan dalam HPP projectnya," tutur Ogan.
Editor: Jeanny Aipassa