Harga Minyak Dunia Naik Lagi, Diprediksi Bakal Menuju 130 Dolar AS per Barel
NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah dunia kembali melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini, Kamis (9/6/2022). Kedua harga acuan minyak ditutup pada level tertinggi di sesi sebelumnya.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 09.39 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 menguat 0,15 persen menjadi 123,76 dolar AS per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 naik 0,17 persen menjadi 121,1 dolar AS per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) meningkat 0,05 persen menjadi 122,17 dolar AS per barel. Sedangkan WTI Agustus 2022 naik 0,21 persen menjadi 120,03 dolar AS per barel.
Sentimen datang dari permintaan yang kuat dari konsumen utama minyak, yakni Amerika Serikat (AS). Sementara pelonggaran mobilitas di China juga mendongkrak ekspektasi permintaan.
Data Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu (8/6/2022) menunjukkan AS mencatat rekor penurunan cadangan minyak mentah strategis, bahkan ketika pasokan untuk komersial mengalami kenaikan pada pekan lalu. Stok bahan bakar AS secara tak terduga turun. Ini menunjukkan ada ketahanan atas permintaan bahan bakar kendaraan selama puncak musim panas.
"Sulit untuk melihat penurunan harga minyak yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang. Pasar kemungkinan masih akan semakin ketat menjelang musim berkendara di AS," kata Head of Commodity Research ING Warren Patterson, dilansir dari Reuters, Kamis (9/6/2022).
Data EIA menunjukkan permintaan untuk semua produk minyak di AS naik menjadi 19,5 juta barel per hari (bph). Sementara permintaan bensin melonjak menjadi 8,98 juta bph.
Saat ini, investor menunggu data perdagangan China Mei, yang akan dirilis hari ini untuk melihat seberapa besar permintaan dari negeri tirai bambu tersebut.
"Pembukaan (lockdown) kembali China akan terus meningkatkan optimisme permintaan. Harga minyak bisa menuju di atas 130 dolar ASper barel," ujar analis CMC Markets Tina Teng dalam sebuah catatan.
Sementara itu, upaya produsen minyak OPEC+ untuk meningkatkan produksi dinilai belum dapat memenuhi target. Pekan lalu, kelompok tersebut sepakat untuk mempercepat peningkatan produksi demi mengatasi kenaikan harga bahan bakar yang tidak terkendali dan memperlambat inflasi.
Editor: Jujuk Ernawati