Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah Bergejolak Pascaserangan Udara Rusia ke Perbatasan Ukraina

Rabu, 16 November 2022 - 10:33:00 WIB
Harga Minyak Mentah Bergejolak Pascaserangan Udara Rusia ke Perbatasan Ukraina
Pipa minyak Druzhba antara Hungaria dan Rusia di Kilang Danube Grup MOL Hungaria. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah dunia bergejolak pada perdagangan hari ini, Rabu (16/11/2022), pascaserangan udara Rusia ke perbatasan Ukraina pada Selasa (15/11/2022) malam waktu setempat. 

Data perdagangan Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 10:01 WIB, mencatat harga minyak kontrak Januari 2023 terkoreksi 0,26 persen di 93,62 dolar AS per barel, setelah naik ke 93,86 dolar AS per barel di awal perdagangan.

Adapun West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari turun 0,29 persen sebesar 86,00 dolar AS per barel menyusul penguatan awal hingga ke 86,92 dolar AS per barel.

Harga minyak bergejolak setelah muncul berita bahwa pasokan minyak Rusia ke Hungaria melalui pipa 'Druzhba' telah dihentikan sementara akibat serangan udara Rusia ke perbatasan Ukraina. 

Krisis geopolitik di Eropa Timur terus menjadi penggerak harga minyak dunia. Pada Selasa malam (15/11/2022), pipa minyak Rusia yang mengalir ke Hungaria melalui Ukraina dikabarkan telah ditangguhkan, setelah adanya serangan udara Rusia yang menghantam sejumlah fasilitas listrik Ukraina di dekat perbatasan dengan Belarusia.

Kabar juga menyebut adanya serangan rudal dari armada Rusia yang menyasar ke Polandia dan diterangkan telah menewaskan dua orang di dekat perbatasan dengan Ukraina. 

Eskalasi militer membuat harga minyak menjadi lebih tinggi karena kekhawatiran terhadap pasokan mencuat. 
Hal itu ditambah kebijakan Uni Eropa yang mengembargo minyak Rusia akan mulai berlaku pada 5 Desember mendatang.

Artinya, sebanyak 1,4 juta barel per hari akan lenyap di pasar internasional, sebagaimana diungkap Badan Energi Internasional, dilansir Reuters, Rabu (16/11).

Faktor yang ikut mengerek harga minyak juga datang dari Amerika Serikat, yang baru mengumumkan kenaikan harga produsen, kendati masih lebih rendah dari yang diharapkan. Diketahui, indeks harga produsen (PPI) periode Oktober naik 8 persen yoy, lebih rendah dari bulan September sebanyak 8,5 persen.

Stok minyak mentah AS dikabarkan juga turun sekitar 5,8 juta barel per 11 November, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada Selasa. Persediaan bensin naik sekitar 1,7 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 850.000 barel.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut