Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kualifikasi Piala Dunia 2026 Tak di Tempat Netral, Anton Sanjoyo Sindir FIFA dan AFC Mafia
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah Bisa Meroket 20 Dolar AS jika Fasilitas Produksi Iran Terganggu

Senin, 07 Oktober 2024 - 11:58:00 WIB
Harga Minyak Mentah Bisa Meroket 20 Dolar AS jika Fasilitas Produksi Iran Terganggu
Goldman Sachs memprediksi harga minyak mentah bisa melonjak 20 dolar AS per barel jika produksi Iran terganggu akibat ketegangan Timur Tengah makin memanas. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Goldman Sachs memprediksi harga minyak mentah bisa melonjak 20 dolar AS per barel jika produksi Iran terganggu akibat ketegangan Timur Tengah makin memanas. Pada perdagangan minggu lalu, Brent naik lebih dari 8 persen, sementara West Texas Intermediate (WTI) meningkat 9,1 persen.

Mengutip CNBC International, kenaikan harga komoditas tersebut karena kekhawatiran Israel dapat menyerang fasilitas produksi minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal Teheran pada pekan lalu. 

"Jika Anda melihat penurunan berkelanjutan sebesar 1 juta barel per hari dalam produksi Iran, maka Anda akan melihat peningkatan puncak harga minyak tahun depan sekitar 20 dolar AS per barel," ucap Kepala Penelitian Komoditas Global Goldman Sachs, Daan Struyven dikutip, Senin (7/10/2024).

Struyven menambahkan, kenaikan ini dengan asumsi bahwa produksi minyak OPEC+ masih menahan diri untuk tidak meningkatkan produksinya. 

"Jika anggota utama OPEC+ seperti Arab Saudi dan UEA mengimbangi sebagian kekurangan produksi, pasar minyak dapat mengalami peningkatan yang lebih kecil, yakni sedikit di bawah 10 dolar AS per barel," katanya.

Sejak konflik Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, terjadi gangguan terbatas pada pasar minyak, dengan harga tetap tertekan karena peningkatan produksi dari AS dan permintaan yang lesu dari China.

Namun, sentimen dapat berubah karena harga minyak mentah AS baru saja mengalami kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel. Dalam beberapa hari terakhir, pengamat industri telah membunyikan alarm, memperingatkan adanya ancaman nyata terhadap pasokan minyak.

Iran, yang merupakan anggota OPEC, merupakan pemain kunci di pasar minyak global. Negara ini memproduksi hampir 4 juta barel minyak per hari, dan diperkirakan 4 persen dari pasokan dunia dapat terancam jika infrastruktur minyak Iran menjadi target Israel. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut