Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : AI Sangat Berpotensi Buka Lapangan Pekerjaan, Ini Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah Melemah dalam Sepekan, Ini Penyebabnya

Minggu, 04 Februari 2024 - 07:55:00 WIB
Harga Minyak Mentah Melemah dalam Sepekan, Ini Penyebabnya
Harga minyak mentah melemah sekitar 7 persen pada minggu ini. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah turun sekitar 2 persen pada akhir perdagangan Jumat. Angka ini tercatat menurun setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) memperkecil kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat, yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah.

Mengutip Reuters, melemahnya pertumbuhan di China dan kemungkinan meredanya ketegangan di Timur Tengah juga menurunkan harga minyak mentah.

Minyak mentah berjangka Brent ditutup pada 77,33 dolar AS per barel, turun 1,37 dolar AS atau 1,7 persen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS tidak berubah pada 72,28 dolar AS per barel, turun 1,54 dolar AS atau 2 persen. Kedua tolok ukur tersebut kehilangan sekitar 7 persen pada minggu ini.

Suku bunga yang tinggi cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Di negara-negara besar seperti AS dan Eropa tampaknya akan bertahan dalam jangka pendek.

Data pada hari Jumat menunjukkan pengusaha AS menambah lebih banyak lapangan pekerjaan pada bulan Januari dibandingkan perkiraan, sehingga mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve dalam jangka pendek. Akibatnya, dolar melonjak terhadap semua mata uang utama.

"Harga-harga bergerak sedikit berubah sebelum laporan ini diterbitkan, namun penurunan besar dalam penciptaan lapangan kerja mendorong kemungkinan penurunan suku bunga," ucap Analis Kpler, Matt Smith dikutip, Minggu (4/2/2024).

Kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi China masih terus berlanjut dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu akan melambat menjadi 4,6 persen pada 2024. Angka ini diperkirakan terus menurun dalam jangka menengah menjadi sekitar 3,5 persen pada 2028.

Kerugian mingguan harga minyak sudah terjadi setelah laporan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang tidak berdasar menyebabkan harga turun lebih dari 2 persen pada hari Kamis.

Para mediator sedang menunggu tanggapan dari Hamas terhadap proposal yang disusun pekan lalu dengan kepala mata-mata Israel dan AS dan disahkan oleh Mesir dan Qatar untuk perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut.

Penghentian sementara ini dapat mengurangi risiko politik yang membayangi jalur pelayaran Teluk dan Laut Merah, yang merupakan kunci bagi aliran energi global.

Pada hari Kamis, sumber mengatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+ telah mempertahankan kebijakan produksinya tidak berubah. Kelompok tersebut akan memutuskan pada bulan Maret apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela yang berlaku pada kuartal pertama, kata sumber tersebut.

OPEC+ merencanakan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari untuk kuartal pertama 2024, seperti yang diumumkan pada bulan November.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut