Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hakim Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Tak Terima Keuntungan Pribadi
Advertisement . Scroll to see content

Harga Sayuran hingga Bumbu Dapur Melesat, Keuntungan Pedagang Turun 50 Persen

Sabtu, 04 November 2023 - 15:27:00 WIB
Harga Sayuran hingga Bumbu Dapur Melesat, Keuntungan Pedagang Turun 50 Persen
Pedagang pasar tradisional mengeluhkan kenaikan harga sayuran hingga bumbu dapur, di mana kenaikan harga ini berimbas pada keuntungan pedagang turun 50 persen. (Foto: Iqbal Dwi Purnama/MPI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pedagang pasar tradisional mengeluhkan adanya kenaikan harga sayuran hingga bumbu dapur yang terjadi belakangan ini. Bahkan, kenaikan harga tersebut berimbas pada keuntungan pedagang yang turun hingga 50 persen.

Salah satu pedagang sayuran di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi, Amit (26) mengakui harga sayur-mayur yang saat ini dia perdagangkan terus melonjak yang dirasakan terjadi sejak September lalu dan berlanjut hingga bulan ini.

"Perbedaan pendapat ini bisa 50 persen, kalau dibandingkan bulan September dengan saat ini," ujar Amit saat ditemui iNews.id di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi, Sabtu (4/11/2023).

Amit menilai, kenaikan harga yang terjadi saat ini sangat drastis jika dibandingkan dengan September lalu. Misalnya, untuk cabai, pada September lalu, Amit sempat menjual dengan harga Rp60.000/kg, sedangkan hari ini harga cabai sudah dijual hampir Rp100.000/kg.

Sedangkan untuk bawang merah, hari ini Amit menjual dengan harga Rp34.000/kg, padahal pada Oktober lalu Amit hanya menjual dengan harga Rp28.000/kg. Sawi putih juga mengalami kenaikan harga, jika pada bulan Oktober lalu Amit menjual Rp12.000/kg, hari ini harga sawi putih sudah dijual Rp16.000/kg.

Kemudian untuk buncis, pada September lalu Amit menjualnya dengan harga Rp20.000/kg, pada hari ini harga buncis sudah tembus Rp34.000/kg. Kenaikan harga itu praktis membuat Amit harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk belanja modal baru.

Penambahan biaya modal belanja itu akhirnya mengharuskan Amit untuk menggunakan keuntungan yang didapatkannya pada bulan bulan sebelumnya. Hal itu yang menurut pedagang adanya kenaikan harga yang terus terjadi ini makin lama makin mengikis pendapatannya.

Senada, pedagang bumbu dapur di Pondok Gede, Miya (39) juga mengakui hal serupa. Omzetnya terpangkas 50 persen dari adanya kenaikan harga bumbu dapur yang terjadi saat ini. Sebab, modal yang dikeluarkan lebih banyak, sedangkan keuntungan menipis akibat berkurangnya kuantitas masyarakat berbelanja.

Semisal pendapatan Miya per hari jika dengan harga normal bisa sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari. Dengan adanya kenaikan belanja modal maka pendapatan tersebut bisa berkurang 50 persen.

"Bisa 50 persen keuntungan kita berkurang. Kalau sebelumnya per hari sekitar Rp1,5 juta-Rp2 juta. Saat ini berkurang 50 persen, itu dalem banget," tuturnya.
 
Beberapa bumbu dapur yang saat ini tengah mengalami kenaikan misalnya Jahe. Hari ini Miya menjual jahe dengan harga Rp40.000/kg, padahal satu hari sebelumnya Miya menjual jahe dengan harga Rp35.000/kg.

Bahkan menurutnya harga normal Jahe sendiri menurutnya Rp25.000/kg, harga itu dirasakan Miya saat belanja sekitar dua bulan lalu atau sekitar bulan September lalu.

Selain Jahe, kunyit juga mengalami kenaikan. Hari ini Miya menjual harga kunyit Rp20.000/kg, padahal dirinya biasa menjual kunyit dengan harga Rp15.000/kg. Lengkuas yang biasanya dijual Rp10.000/kg, per hari ini harganya sudah Rp15.000/kg.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut