Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cukai Rokok Tak Naik di 2026, Purbaya Ungkap Industri Rokok Senang
Advertisement . Scroll to see content

HM Sampoerna Tebar Dividen Rp12,53 Triliun, 98 Persen dari Laba

Jumat, 27 April 2018 - 22:59:00 WIB
HM Sampoerna Tebar Dividen Rp12,53 Triliun, 98 Persen dari Laba
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis (kanan) dan Direktur Sampoerna, William Reilly Giff (kiri) saat menyampaikan paparan kinerja perusahaan di Jakarta, Jumat (27/4/2018). (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT HM Sampoerna Tbk (HSMP) membagikan dividen sebesar Rp12,53 triliun atau sekitar 98 persen dari laba bersih tahun buku 2017 yang senilai Rp12,67 triliun.

"Dividen yang dibagikan itu setara dengan Rp107,3 per saham," ujar Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis di Jakarta, Jumat (27/4/2018).

Sampoerna dikenal sebagai emiten rokok yang royal membagi dividen kepada pemegang saham. Pada tahun 2017, perusahaan yang dimiliki oleh Phillip Morris ini membagi dividen dengan rasio hingga 107,7 persen terhadap laba. Pada tahun 2016, dividen yang dibagikan juga mencapai 89 persen.

Berdasarkan data per 31 Maret 2018, saham Phillip Morris di Sampoerna mencapai 92,5 persen. Sisanya 7,5 persen digenggam publik.

Laba bersih Sampoerna pada tahun lalu mencapai Rp12,67 triliun, turun 0,71 persen dari tahun sebelumnya Rp12,76 triliun. Sementara penjualan bersih meningkat menjadi Rp99,09 triliun dari tahun sebelumnya Rp95,46 triliun.

"Kami mencatat kenaikan penjualan bersih meskip terjadi penurunan volume industri rokok sebesar 2,6 persen akibat melemahnya konsumsi konsumen dan adanya pergeseran perilaku konsumen," katanya.

Ia mengatakan perusahaan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 33 persen dan volume penjualan tahunan sebanyak 101,3 miliar batang.

Pangsa pasar Sampoerna itu mencakup segmen sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 22,7 persen, segmen sigaret kretek tangan (SKT) sebesar 6,6 persen, dan sigaret putih mesin (SPM) sebesar 3,7 persen.

Mindaugas membantah opini yang beredar bahwa Sampoerna telah berubah menjadi perusahaan yang fokus memproduksi rokok putih dan melupakan rokok kretek.

“Ini sama sekali tidak benar. Pada kenyataannya, kami berupaya keras untuk menstabilkan segmen SKT, termasuk melakukan berbagai inovasi untuk memperkuat merek kami, seperti meluncurkan Dji Sam Soe 10+2, mempertahankan harga kompetitif pada produk SKT dan berinvestasi pada merek melalui aktivitas pemasaran dan penjualan,” ujarnya.

Pada kuartal pertama tahun ini, dia mengatakan, volume industri rokok Indonesia turun 2,3 persen. Penurunan ini mencerminkan kondisi belanja konsumen yang turun dan kenaikan harga jual akibat kenaikan pajak cukai lebih tinggi dari inflasi. "Pada tahun ini, perusahaan terus mengantisipasi penurunan industri sebesar 1 hingga 3 persen," katanya.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2018, Sampoerna mencatat laba bersih Rp3,03 triliun, turun 7,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,29 triliun. Meski laba turun, Sampoerna mencatat kenaikan pangsa pasar menjadi 33,2 persen dengan total penjualan rokok mencapai 23 miliar batang. Penjualan terbesar Sampoerna masih ditopang dari produk Marlboro Filter Black dan Dji Sam Soe Magnum Mild. 

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut