Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemakaman Islam di Australia Dilempari Kepala Babi, Buntut Penembakan Komunitas Yahudi
Advertisement . Scroll to see content

Implementasi IA-CEPA, Ekspor Indonesia ke Australia Naik 7,6 Persen di Semester I 2021

Rabu, 29 September 2021 - 20:24:00 WIB
 Implementasi IA-CEPA, Ekspor Indonesia ke Australia Naik 7,6 Persen di Semester I 2021
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) yang telah dimulai pada 2020, mendorong kinerja positif bagi ekspor Indonesia ke Asutralia. 

Menurut Menteri Perdagangan ( ), Muhammad Lutfi, implementasi IA-CEPA mendorong ekspor Indonesia ke Australia naik sebesar 7,6 persen pada semester I-2021 jika dibandingkan dengan pencatatan tahun lalu. 

“Kinerja ekspor Indonesia tahun 2021 telah tumbuh sebesar 7,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu tentu ini tanda yang baik sekalipun bukan pencapaian yang istimewa. Tetapi, kita ingin meningkatkan perdagangan dengan lebih baik lagi,” kata Mendag Lutfi usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Dan Tehan di Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Total perdagangan kedua negara meningkat sebesar 65 persen pada semester pertama tahun ini. Dengan demikian, Mendag Lutfi mengatakan, total perdagangan Indonesia-Australia mencatatkan transaksi hingga 6,82 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada paruh pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di posisi 4,05 miliar dolar AS.

Meski begitu, total perdagangan Indonesia-Australia sempat merosot hingga 8,8 persen pada tahun lalu di posisi 7,15 miliar dolar AS. Alasannya, perdagangan kedua negara terkendala pembatasan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 saat itu.

“Harapannya, setelah Covid-19 kita bisa meningkatkan perdagangan ini setelah pembatasan kita terbuka secepatnya kita kembali pada peningkatkan kerja sama ini,” kata Lutfi.

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan rata-rata nilai ekspor bulanan RI ke Australia naik dari 189,38 juta dolar AS pada kurun Januari–Juni menjadi 228,33 juta dolar AS, pada kurun Juli–Desember 2020.

Ekspor pada tahun tersebut mencapai 2,5 miliar dolar AS atau naik 7,63 persen dibandingkan dengan total ekspor pada 2019. Meski ekspor naik, impor Indonesia dari Australia turun 15,75 persen.

Menurut Mendag, kondisi ini pun berpengaruh pada defisit yang menyempit atau turun 32,24 persen menjadi 2,1 miliar dolar AS. Penyusutan defisit itu dianggap dipengaruhi oleh turunnya impor akibat pelemahan ekonomi nasional selama pandemi.

Ekspor terbesar Australia ke Indonesia sejauh ini didominasi oleh komoditas mentah. Di antaranya adalah batu bara dengan nilai 610,9 juta dolar AS, bijih besi senilai 450,3 juta dolar AS, sapi hidup dengan nilai 434,8 juta dolar AS dan gula senilai 429,2 juta dolar AS.

"Mayoritas komoditas-komoditas tersebut diolah oleh industri di Indonesia dan diharapkan bisa mendukung kolaborasi kedua negara dalam skema economic powerhouse," ujar Lutfi. 

Lewat skema ini, Australia diharapkan bisa memasok bahan baku yang bisa diolah Indonesia untuk menjadi produk bernilai tambah yang bisa dipasok ke negara atau kawasan ketiga seperti Afrika dan Timur Tengah.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut