Impor Sapi Perah untuk Program Susu Gratis Bisa Bikin Peternak Menderita

JAKARTA, iNews.id - Program susu gratis yang diusung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka disebut membuat para peternak menjerit. Pasalnya, program tersebut mengutamakan sapi perah yang disuplai dari negara lain.
Ketua Bidang UKM dan Koperasi DPP Partai Perindo, Djoni Rolindrawan menuturkan, program susu gratis dengan mengandalkan sapi perah impor bisa membuat peternak lokal menderita.
Menurutnya, cara terbaik menyediakan pasokan susu adalah dengan melakukan inseminasi buatan. Teknik ini dilakukan pada sapi betina produktif atau di usia produktif, yakni 15-18 bulan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Djoni, ketersediaan sapi perah kurang 600.000 ekor. Dari jumlah itu, sebagiannya bisa di intensifikasikan dengan teknik inseminasi.
“Program susu gratis itu memang bagus, hanya saja, saya juga sempat baca-baca di data BPS ya, jadi ketersediaan sapi perah itu kan baru kurang dari 600.000 ekor, nah itu saya kira bisa di intensifikasikan,” kata Djoni dalam Podcast Aksi Nyata Partai Perindo, Selasa (16/1/2024).
Djoni mencatat, inseminasi buatan merupakan pilihan terbaik untuk menekan impor sapi perah. Selain itu, cara ini juga dapat membantu para peternak di Tanah Air.
“Jangan impor sapinya lah, mungkin kalau untuk inseminasi itu saya kira lebih tepat gitu ya, karena juga mungkin dari segi neraca perdagangan kita juga tidak terlalu mengeluarkan banyak devisa gitu ya,” ucapnya.
Indonesia, kata Djoni, punya ketersediaan pangan, penghijauan daun rumput, konsentrat, dan sumber daya lain yang dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak atau menyehatkan jumlah sapi.
“Walaupun saya bukan ahli peternakan, tapi kalau dilihat dari bumi kita gitu ya, apa sih yang tidak ada di kita, dari mulai ketersediaan pangan, penghijauan daun rumput dan lain-lain, maupun konsentrat yang makanan utama sih sapi perah itu saya kira kita bahan bakunya memadai gitu,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama