Indonesia Jadi Target Impor Baju Bekas, Rachmat Gobel: Ancaman Bagi Industri Garmen Dalam Negeri
Larangan impor baju bekas tersebut, dimaksudkan untuk menjaga industri garmen rumahan dan UMKM yang juga merupakan salah satu pilar kekuatan ekonomi nasional karena banyak menyerap tenaga kerja terutama dari lapisan bawah.
Dia menegaskan, impor pakaian bekas tidak sesuai dengan konsep Presiden Joko Widodo yang ingin membangun Indonesia dari daerah pinggiran, desa, dan dari sektor UMKM.
"Impor pakaian bekas tentu bertentangan dengan visi Bapak Presiden dan memperburuk ekonomi di lapis bawah serta melemahkan UMKM," ujar Rachmat Gobel.
Dia menjelaskan, pakaian bekas juga berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena di negara asalnya dikategori limbah dan sampah. "Tak semua pakaian bekas itu bisa layak pakai dan akan menjadi sampah bagi Indonesia," ungkap Rachmat Gobel.
Dia menambahkan, membangun industri, khususnya garmen, membutuhkan kreativitas dan intelektual karena harus memahami desain, tren, pasar, manajemen industri, hingga manajemen sumber daya manusia.
"Ini tidak sebanding dengan skill importir pakaian bekas yang hanya membutuhkan koneksi dengan para pemegang kekuasaan dan kekuatan modal saja," kata Rachmat Gobel.
Editor: Jeanny Aipassa