Industri e-Commerce Indonesia Perkuat Strategi Hadapi Tech Winter, Siapa Jawaranya?
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menganggap Shopee sebagai salah satu platform penjualan online yang konsisten dalam membawa kemudahan berbelanja, melalui ragam inovasi, program, dan fitur interaktif untuk para penggunanya, baik itu pembeli maupun penjual.
Sementara itu, riset bertajuk ‘MSME Study Report: Peran Marketplace bagi UMKM’ mengungkap bahwa sebanyak 57 persen pelaku usaha menyampaikan nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee, yang diikuti oleh Tokopedia (28 persen), Lazada (6 persen), Bukalapak (3 persen), Blibli (2 persen), dan lainnya (3 persen).
Data ini semakin mengukuhkan posisi Shopee sebagai e-commerce pilihan utama, tidak hanya bagi para pengguna, melainkan juga bagi para penjual yang berjualan online di platform e-commerce.
Berdasarkan hasil survei, promosi hari khusus Shopee dianggap paling membantu bisnis oleh mayoritas pelaku usaha (50 persen), lalu diikuti oleh promosi Waktu Indonesia Belanja dari Tokopedia (12 persen). Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong kenapa para penjual menempatkan Shopee sebagai ecommerce utama untuk usaha berjualan online mereka.
Para penjual tentunya merasakan manfaat yang besar dengan bergabung ke e-commerce karena kemudahan bertransaksi dan berinteraksi dengan pelanggan. Dari beberapa faktor pendorong tersebut, sebanyak 70 persen responden menilai platform online praktis dan bisa menjalankan usaha di mana saja. Kemudian, 69 persen masuk karena banyak promosi.
Oleh karena itu, di tengah gempuran kondisi ekonomi global tak menentu dan segala perubahan yang telah terjadi, Shopee masih unggul dan menduduki peringkat jawara sebagai e-commerce terbesar pilihan pertama oleh mayoritas pengguna dan penjual di Indonesia.
Terkait hal ini, Ketua Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga meyakini bahwa pertumbuhan e-commerce masih akan terus berlanjut meskipun masyarakat sudah aktif beraktivitas secara tatap muka setelah pelonggaran PPKM. "Saat ini belanja online sudah menjadi gaya hidup sekaligus menjadi alat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari," ujar Bima.
Namun, adu strategi para pemain untuk mempertahankan bisnisnya tentunya masih akan berlanjut, apalagi setelah seluruh pemain besar bersama-sama melakukan penyesuaian dengan alasan menciptakan ekosistem yang lebih matang. Masyarakat dapat mengamati bersama bagaimana performa pemain e-commerce di tahun-tahun ke depan mengarungi kondisi ekonomi yang tak menentu.
Editor: Rizqa Leony Putri