Ingin Bangun Bisnis Ramah Lingkungan? MotionBanking Berikan Solusinya, Cek di Sini!

JAKARTA, iNews.id - Industri fashion cukup konsisten dalam mengembangkan tren baru dan memberikan banyak ruang untuk membangun bisnis ramah lingkungan. Saat ini produk slow-fashion cukup populer karena modelnya yang timeless dinilai lebih awet dan dikerjakan dengan berbagai metode yang ramah lingkungan.
Meskipun proses pembuatannya memakan waktu cukup lama, berbagai produk slow-fashion menghasilkan produk yang unik dengan nilai seni tinggi. Salah satu bisnis slow-fashion yang saat ini cukup populer adalah ecoprint.
Ecoprint merupakan metode pencetakan yang lahir karena adanya keresahan penggunaan mesin produksi pakaian yang tidak ramah lingkungan. Alih-alih diproduksi sepenuhnya menggunakan mesin, ecoprint bisa dikelola dengan memanfaatkan unsur tanaman.
Ecoprint bukanlah inovasi yang baru muncul belakangan ini sebagai salah satu cara membangun bisnis ramah lingkungan. Sebelumnya ada bisnis ramah lingkungan yang cukup populer dan bertahan hingga saat ini adalah pengolahan limbah plastik dan yang sudah diuraikan menjadi produk fashion maupun furniture.
Ecoprint meraih popularitasnya karena menyorot keindahan dan kekayaan alam Indonesia dalam proses produksi hingga barang jadi. Penasaran bagaimana ecoprint bisa menjadi salah satu usaha yang ramah lingkungan? Yuk simak selengkapnya di sini.
Jika Anda merasa bahwa istilah ecoprint cukup terasa asing di telinga, wajar saja karena istilah tersebut berasal dari bahasa Inggris. Jika diartikan ke Bahasa Indonesia, Eco bisa berarti sebagai ekosistem, atau lingkungan alami. Sedangkan, print bisa berarti mencetak atau memproduksi. Jika kedua kata tersebut digabung, akan menghasilkan makna baru yang diartikan sebagai pembuatan yang memiliki unsur lingkungan alami.
Dalam proses produksinya, ecoprint didefinisikan sebagai teknik mewarnai dan membuat motif pada kain secara alami. Selanjutnya, proses produksinya membutuhkan tumbuhan dalam bentuk daun maupun bunga.
Nantinya, tumbuhan tersebut akan dijadikan sebagai bahan pewarna dan pembuat motif pada kain. Untuk membuat motifnya, tumbuhan yang dipakai akan ditempel sedemikian rupa hingga motifnya muncul di permukaan kain sesuai dengan pola yang diinginkan.
Ecoprint merupakan pengembangan dari teknik eco dyeing yang juga berupa metode pewarnaan kain dengan bahan alami. Hingga akhirnya pada 2006 ada seseorang yang mengembangkan eco dyeing menjadi ecoprinting dengan menggunakan tanaman yang berpigmen tinggi pada kain yang memiliki serat alami.