Ini 3 Penyebab Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Rp18,2 Triliun

Supply chain baja dan besi yang sempat terganggu karena Covid-19. Kondisi itu membuat harga baja melonjak naik yang selanjutnya mempengaruhi penganggaran mega proyek di sektor transportasi massal tersebut.
"Lalu kita lihat juga, pada saat Covid ini supply chain sangat terganggu. Artinya harga komoditas tinggi termasuk besi," ungkap Erick Thohir.
3. Menara BTS
Komponen berikutnya adalah menara Base Transceiver Station (BTS) milik PT Telkomsel Indonesia Tbk. Di mana, proses pemindahan menara BTS memiliki konsekuensi atas kompensasi bisnis Telkomsel. Komponen BTS itu sebelumnya tidak masuk dalam rincian anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Sebagaimana diketahui, pembangunan KCJB mencapai 4,55 miliar dolar AS atau setara Rp64,9 triliun. Dana tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank.
Jumlah tersebut setara dengan 75 persen dari total nilai investasi KCJB sebesar 6,07 miliar dolar AS.
Pinjaman proyek KCJB disepakati sejak 12 Mei 2017 lalu dengan tenor 40 tahun, masa tenggang 10 tahun, dan availability period hingga 2022. Sementara, suku bunga pinjaman 2 persen untuk dolar AS dan 3,5 persen untuk yuan.
Editor: Jeanny Aipassa