Ini Penjelasan Mendag soal Izin Impor 200.000 Ton Gula Mentah
JAKARTA, iNews.id - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pangan berencana mengimpor 200.000 ton gula mentah (raw sugar) pada tahun ini. Rencana tersebut tengah dibahas oleh kementerian teknis dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan, pihaknya akan menerbitkan persetujuan impor (PI) jika data rekomendasi teknis (rekomtek) dari kementerian teknis sudah masuk.
“Nanti saya cek lagi ya, tapi kalau sudah ditetapkan di rakortas, sudah masuk ke kami, langsung kita keluarkan (persetujuan impor),” ucap Budi saat ditemui Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Adapun, rencana mengimpor 200.000 ton gula mentah untuk menambah cadangan pangan pemerintah (CPP). Pasalnya, harga gula putih naik di pasaran menjelang Ramadan 2025.
Pemerintah memperkirakan produksi gula putih domestik sebesar 2,6 juta ton di tahun ini. Sementara itu, jumlah permintaan sebesar 2,84 juta ton.
Saat ini, Indonesia memiliki stok gula putih sebanyak 842.000 ton di awal Februari. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengaku pihaknya ingin menaikkan jumlah stok tersebut.
"Kami ingin menaikkan tingkat stok pemerintah. Ini bukan karena kekurangan produksi," kata Arief.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gula putih di minggu pertama Februari rata-rata mencapai Rp18.365 per kilogram (kg). Harga itu sekitar 5 persen di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah dapat menggunakan cadangan pangannya untuk menambah pasokan pasar dan menurunkan harga.
Arief menyebut, cadangan gula dapat memenuhi permintaan hingga lima bulan ke depan. Selain itu menurutnya, langkah impor diperkirakan akan dilakukan secara bertahap tahun ini. Nantinya, impor tambahan ini dilakukan oleh perusahaan pelat merah.
Editor: Aditya Pratama