Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Momen Bule Nyangkul di Sawah, Netizen: Petani Aja Naturalisasi
Advertisement . Scroll to see content

Ini Penyebab Komoditas Pertanian RI Lebih Mahal Dibanding Produk Impor 

Rabu, 11 Januari 2023 - 20:26:00 WIB
Ini Penyebab Komoditas Pertanian RI Lebih Mahal Dibanding Produk Impor 
Biaya produksi pertanian Indonesia yang jauh lebih mahal dibanding negara lain membuat harga produk impor jauh lebih murah. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas Santosa menyebut, komoditas pertanian Indonesia dari sisi kualitas sebenarnya kompetitif dibanding komoditas impor. Hanya saja, dari sisi harga kalah jauh denga produk impor.

Menurutnya. hal ini disebabkan karena biaya produksi pertanian di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya produksi produk luar negeri. Bahkan, komoditas pertanian dari luar negeri yang dijual di Tanah Air harganya masih lebih murah dibandingkan dengan produksi lokal.

"Sudah jelas kalah (harganya), yang pertama subsidi yang sangat besar diberikan negara maju pada petaninya. Lalu kedua, pangan diperdagangkan ketika terjadi surplus, kalau terjadi surplus orang akan berusaha melepaskan produk tersebut ke pasar Internasional," ujar Dwi saat dihubungi iNews.id, Rabu (11/1/2023).

Sementara di Indonesia, Dwi mengatakan, pemerintah kurang mendukung dari segi pemberian subsidi terhadap para petani. Bahkan, beberapa lahan yang petani Indonesia miliki pun masih bersifat sewa.

"Bahkan ekspor pun disubdisi (negara maju), bisa dibayangkan, sehingga harga yang terbentuk di pasar internasional itu bukan harga yang real, jadi tidak bisa dikatakan petani Indonesia kemudian kurang efisien, ya tidak lah," tuturnya.

"Contoh petani padi, kan sebagian besar menggunakan lahan sewa, petani hanya menggarap, apa diluar negeri apa ada lahan sewa, kan tidak, mereka dijamin oleh pemerintah," sambungnya.

Lebih lanjut, Dwi menjelaskan bahwa biaya sewa lahan tersebut juga masuk dalam ongkos produksi yang terbesar setelah tenaga kerja. Hal itu yang masih cukup membebani para petani di Indonesia.

"Vietnam menjamin warganya mendapatkan lahan 1 hektare, kalau di Indonesia harus sewa dulur tani kita, dari sana kita sudah kelihatan, bagaimana kita bisa menghasilkan pangan dengan harga atau biaya yang relatif rendah," katanya.

Padahal, jika dibandingkan dari segi kualitas dan harga produksi, sebetulnya tidak berbeda antara Indonesia dan negara lain. Akan tetapi, yang membedakan adalah keberpihakan pemerintah dalam menyalurkan subsidi kepada petani. 

"Jadi kalau efisiensi ya petani kita efisien, kalau petani luar, mereka mau tanam pun sudah mendapatkan subsidi, di Eropa subsidinya 250 euro per hektare, belum subsidi lainnya," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut