Jaga Ketahanan Energi, ASEAN Lirik Potensi Mineral Kritis
JAKARTA, iNews.id - Negara-negara anggota ASEAN melirik potesi mineral kritis untuk menjaga ketahanan energi. Pasalnya, Mineral Kritis bakal memegang peranan yang sangat vital dan strategis dalam era transisi energi dari energi fosil menjadi energi terbarukan.
Minerla Kritis adalah mineral yang jumlahnya terbatas di alam, bernilai ekonomis tinggi, dan merupakan kunci inovasi teknologi masa depan yang ramah lingkungan. Beberapa contoh Mineral Kritis, yaitu logam tanah jarang, dan nikel.
"Mineral Kritis sebagai bahan baku industri pembuatan panel surya, turbin angin, dan industri baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik, dan juga storage untuk pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT)," kata Direktur Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno mengatakan, dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).
Menurut dia, Mineral Kritis juga memiliki nilai yang sangat tinggi karena sulit ditemukan, diekstraksi dalam jumlah yang ekonomis, serta tidak mudah digantikan dengan logam atau bahan lain.
Dia menjelaskan, dengan vital dan tingginya nilai mineral kritis tersebut, kebutuhan mineral kritis akan meningkat secara signifikan. Sehingga timbul menjadi suatu tantangan dalam hal penyediaan pasokan mineral kritis di tingkat global.