Jokowi Soroti Harga Gula Mahal, Aprindo Sebut Sudah Langka dari Akhir 2019
JAKARTA, iNews.id - Presiden Jokowi menyoroti tingginya harga gula pasir yang jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut pasokan sudah mulai langka sejak akhir tahun lalu.
“Pasokan gula ini sudah berkurang dari sebelum ada (wabah) corona ini, dari Desember 2019 terus berlanjut ke Januari 2020," kata Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey, Kamis (14/5/2020).
Roy menyebut, berkurangnya pasokan membuat harga gula melejit. Kondisi tersebut terjadi secara merata di berbagai daerah. Dia menduga, pasokan yang berkurang salah satunya disebabkan bencana alam.
"Kita ingat juga ada beberapa bencana yang melanda Indonesia seperti bencana banjir dan longsor di beberapa daerah,” ujar Roy.
Roy menambahkan, gula semakin sulit diperoleh saat wabah virus corona. Jaringan ritel modern kesulitan untuk mencari gula hingga ke level produsen.
Sementara impor gula tak dimungkinkan. Roy bilang, China yang kerap mengekspor gula menerapkan lockdown, sehingga hanya satu dari enam pelabuhan di negara tersebut yang beroperasi. Hal serupa terjadi di India dan Australia.
Dari pemetaan yang dilakukan Aprindo, Roy menyebut, ada beberapa produsen swasta di dalam negeri yang membuat gula. Namun, harga yang ditawarkan mereka di atas HET. Hal ini membuat harga di tingkat konsumen ikut naik.
Sesuai ketentuan Kementerian Perdagangan, HET gula sebesar Rp11.900 per kilogram. Namun, produsen swasta mematok harga Rp13.000-Rp14.000 per kg.
“Mereka swasta dan kami juga swasta, tentunya supply dan demand itu berlaku. Jadi, mereka lebih memilih menjual ke pasar tradisional karena bisa untung banyak, dengan harga Rp18.000-Rp22.000,” ujar Roy.
Editor: Rahmat Fiansyah