Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Banjir Barang asal China, Pemerintah Siapkan Aturan Pembatasan Impor
Advertisement . Scroll to see content

Kadin Sebut Badai PHK di Industri Manufaktur Masih Berlanjut, Ini Penyebabnya

Jumat, 10 November 2023 - 14:19:00 WIB
Kadin Sebut Badai PHK di Industri Manufaktur Masih Berlanjut, Ini Penyebabnya
Kadin Indonesia menyebut, saat ini kondisi industri manufaktur di Tanah Air masih belum menunjukan kondisi pemulihan. (Foto: Ilustrasi/Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Sarman Simanjorang menyebut, saat ini kondisi industri manufaktur di Tanah Air masih belum menunjukan kondisi pemulihan. Kondisi pascapandemi Covid-19 saat ini tidak banyak membawa perubahan setelah adanya penurunan daya beli akibat pandemi.

Sarman menjelaskan, hingga saat ini kondisi geopolitik hingga konflik antar negara berdampak pada industri di tanah air yang sulit untuk pulih.

"Kita lihat ada tiga penyebab dari indeks kepercayaan industri turun, pertama penurunan daya beli dan permintaan pasar, kita lihat pasar ekspor kita ke Eropa, China, USA, Timur tengah, ini melambat," ujar Sarman dalam acara Market Review IDXChannel, Jumat (10/11/2023).

Selain itu, lesunya industri di Indonesia juga disebabkan oleh melemahnya nilai tukar Rupiah. Hal itu berdampak pada penambahan biaya dalam belanja bahan baku impor dan ujungnya harga jual produk di pasar juga ikut menyesuaikan.

Faktor lain yang membuat kinerja industri manufaktur kurang ekspansif adalah maraknya barang impor dari luar yang hingga saat ini belum dapat ditegaskan oleh pemerintah. Kehadiran barang impor menjadi ancaman bagi industri karena praktis punya harga yang lebih murah karena barang hasil selundupan dan bebas dari pajak.

"Banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia, dan saat ini penegak hukum kita belum mampu membasminya, ini berdampak pada kinerja Manufaktur kita yang sangat menurun," ucapnya.

Sarman menuturkan, kondisi melemahnya permintaan pasar akibat tiga faktor tersebut menyeret dampak pada efisiensi yang harus dilakukan oleh perusahaan, salah satunya pengurangan karyawan. Beberapa wilayah yang paling banyak melakukan PHK seperti di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.

"Memang industri padat karya kita ini produktivitas sangat menurun, sektor ini plainh banyak melakukan PHK," katanya.

"Kalau kita lihat dari kementerian ketenagakerjaan, bahwa sampai dengan bulan September, sudah terjadi PHK hampir 42.000 karyawan, ini semua sektor padat karya," tuturnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut