Kaleidoskop 2023: Pertumbuhan Harga Emas Sepanjang 2023, Sempat Sentuh Level Tertinggi
JAKARTA, iNews.id - Harga emas sepanjang 2023 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Baik di pasar spot dan emas Antam, lonjakan harga emas didukung oleh permintaan safe-heaven dan prospek suku bunga Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari berbagai sumber, harga emas di pasar global mencetak rekor di posisi 2.070,90 dolar AS per troy ons pada 1 Desember 2023. Sedangkan, emas Antam menyentuh level tertinggi Rp1.145.000 per gram pada 4 Desember 2023.
Pecahnya konflik Timur Tengah pada Oktober sempat mendorong emas mendekati rekor sebelumnya di 2.075 dolar AS per troy ons yang dicapai pada tahun 2020. Sepanjang tahun 2023, harga emas sudah melesat 12,53 persen dibandingkan dengan 2022 turun 0,22 persen dan pada 2021 terpuruk hingga 3,59 persen.
Setiap bulan di 2023 ini, harga emas sudah menguat tujuh kali dan melemah lima kali. Untuk emas Antam lebih didominasi oleh penguatan.

Emas di pasar global memulai tahun 2023 dengan 1.839,49 dolar AS per troy ons dan hingga pertengahan Januari, emas naik 1,1 persen ke posisi 1.896,86 dolar AS per troy ons. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak April 2022 atau sembilan bulan terakhir.
Sempat melemah, harga emas pada Maret 2023 kembali menguat akibat AS dilanda krisis perbankan. Dalam dua hari (10-13 Maret), harga emas terbang 4,4 persen dan sepanjang Maret harganya melambung 7,7 persen.
Harga emas pada 20 Maret 2023 menembus 2.007,69 dolar AS per troy ons atau naik 1 persen. Ini pertama kalinya emas menembus level 2.000 dolar AS sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada akhir Februari 2022.
Pada bulan Mei 2023, emas kembali melesat dan menyentuh 2.071,19 dolar AS per troy ons tepatnya di 3 Mei. Posisi tertinggi dalam perdagangan harian yang pernah disentuh emas adalah 2.072,49 dolar AS per troy ons.
Pertengahan 2023 emas sempat terpuruk karena kebijakan The Fed tentang inflasi yang naik ke 3,7 persen (yoy) pada Agustus dan September setelah melandai ke 3 persen (yoy) pada Juni.
Emas kembali melambung pada Oktober 2023, saat meletusnya perang Timur Tengah pada 7 Oktober dan harga emas pun langsung terbang 1,6 persen pada 9 Oktober 2023. Harga emas melambung 3,4 persen pada 13 Oktober atau kenaikan terbesar sehari terbesar sejak 17 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir. Harga emas juga kembali memasuki level 1.900 dolar AS per troy ons.
Hingga akhirnya pada awal Desember 2023, harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa yaitu 2.075,09 dolar AS. Harga emas menguat ke level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat setelah The Fed mengisyaratkan akan mulai menurunkan suku bunga.
Untuk harga emas Antam, pada 1 Januari 2023 di level Rp1.026.000 per gram. Kenaikan harga hingga akhir Juni tidak terlalu signifikan. Baru mulai bulan Juli 2023, harga emas naik ke Rp1.049.000 dan konsisten hingga per 25 Desember 2023 di level Rp1.132.000.
Puncak kenaikan harga emas Antam sendiri berada di Senin, 4 Desember 2023 yaitu di level Rp1.145.000 per gram.
Perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Belanda, ING Group menyampaikan dalam sebuah laporan bahwa kenaikan emas yang terlihat pada tahun 2023 yang dipicu oleh risiko dan ketidakpastian geopolitik diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2024.
ING menyebut, para ekonomnya memperkirakan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada Mei 2024. Mereka memperkirakan total penurunan suku bunga sebesar 150 bps pada tahun depan, dan selanjutnya sebesar 100 bps pada awal tahun 2025. Laporan ING mengatakan penurunan suku bunga ini akan mendukung emas pada tahun 2024.
"Kami memperkirakan harga emas akan mencapai titik tertinggi baru tahun depan dan rata-rata 2,100 dolar AS/z pada kuartal keempat, dengan rata-rata tahun 2024 sebesar 2,031 dolar AS/oz dengan asumsi bahwa The Fed mulai menurunkan suku bunga pada kuartal kedua tahun depan, dolar melemah, permintaan aset safe-haven terus berlanjut di tengah ketidakpastian perekonomian global dan pembelian oleh bank sentral masih tetap tinggi," tulis ING.
Menurut ING, risiko penurunan berkisar pada kebijakan moneter AS dan kekuatan dolar. Sementara itu, ketidakstabilan geopolitik menawarkan risiko positif bagi pasar emas pada tahun 2024.
Editor: Aditya Pratama