Kapal BRI Bahtera Seva I Tak Surut Menerjang Gelombang, Hadirkan Inklusi Keuangan di Kepulauan Seribu
Di kesempatan berbeda, Abdul Hamid (75), seorang warga Kampung Gayau Sakti, Seputih Agung Lampung Tengah, Lampung, juga mengungkapkan rasa terimakasihnya terhadap layanan Agen BRILink yang kini hadir di pelosok-pelosok daerah. Sebagai lansia yang tidak memiliki rekening dan tinggal jauh dari perkotaan, Abdul merasa sangat terbantu dengan adanya agen BRILink di kampungnya yang juga merupakan tetangga.
"Agen BRILink di toko kelontong tetangga sangat membantu saat anak-anak saya di kota mengirim uang. Jika harus pergi ke kota, itu memakan waktu 1,5 jam dan ongkos yang cukup mahal," ujarnya.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa keberadaan Agen BRILink tidak hanya memberikan akses keuangan, tetapi juga menciptakan sistem ekonomi berbagi (sharing economy) bagi masyarakat.
Hingga Agustus 2024, BRI telah memiliki hampir 1 juta agen BRILink yang tersebar di 62.000 desa di seluruh Indonesia. Agen-agen ini berhasil mencatatkan volume transaksi mencapai Rp1.037 triliun.

Sunarso juga menjelaskan bahwa transaksi yang besar ini telah mendorong banyak masyarakat untuk menjadi agen BRILink. Dari total transaksi sebesar Rp1.400 triliun pada 2023, agen BRILink bisa mendapatkan komisi sebesar Rp3 hingga Rp4,5 triliun. Ini adalah contoh nyata dari sharing economy yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Semua transaksi memiliki fee yang lebih murah dibandingkan jika harus pergi ke bank, sehingga layanan ini sangat membantu masyarakat di daerah terpencil," katanya.
Sunarso berharap, dengan semakin banyaknya agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia, layanan keuangan BRI akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan pekerjaan di daerah-daerah yang sebelumnya kurang terjangkau.
BRI terus memperkuat layanan inklusif yang telah terbukti berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat, khususnya UMKM. Hingga kuartal III 2024, BRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,36 triliun. Penyaluran kredit UMKM juga meningkat, mencapai 81,7 persen dari total penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp1.353,36 triliun.
Selain itu, BRI berhasil mengelola kualitas kredit dengan baik, ditandai dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) menjadi 2,90 persen pada kuartal III 2024, dibandingkan dengan 3,07 persen pada periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa BRI mampu mempertahankan pertumbuhan yang sehat di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
Sunarso juga menekankan pentingnya peran teknologi dalam mendukung transformasi perbankan. Melalui aplikasi BRImo, BRI berhasil meningkatkan jumlah nasabah, khususnya di kalangan generasi muda yang semakin digital-savvy.