KCIC Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Dapat Subsidi
JAKARTA, iNews.id - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut bahwa moda transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Hal ini disampaikan Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Dwiyana menjelaskan, keputusan tersebut telah didapatkan dari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang menyatakan bahwa tidak ada alokasi untuk subsidi KCJB.
"Enggak enggak. Pak Menhub udah bilang tidak ada alokasi dana subsidi untuk kereta api cepat," ujar Dwiyana.
Ketika disinggung terkait pertimbangan pemberian subsidi, dia menyebut keputusan itu ada di Kementerian Perhubungan sebagai regulator.
"Tanya Kemenhub dong kan regulator. Kami dari awal ikutin regulasi pemerintah," tuturnya.
Adapun, tarif KCJB yang diusulkan KCIC sebesar Rp250.000, belum termasuk tarif KA Feeder dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung.
"Itu yang kita usulkan salah satunya begitu, kan nanti ada ketetapan dari Kemenhub. Ini lagi kita diskusikan," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pengoperasian moda transportasi lintas rel terpadu (LRT) diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi massal.
“Perpindahan dari moda transportasi dari mobil pribadi ke moda transportasi massal itu yang kita harapkan,” ucap Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Untuk menarik minat masyarakat, Jokowi meminta pemerintah harus menyediakan subsidi bagi berbagai moda transportasi massal. Menurutnya, upaya tersebut merupakan bentuk pelayanan terhadap masyarakat dan kewajiban pelayanan publik atau public service obligation (PSO) dari pemerintah.
“Oleh sebab itu, perlu PSO, ada subsidi baik yang namanya kereta bandara, baik yang namanya TransJakarta, baik yang namanya KRL, baik yang namanya kereta api, baik yang namanya LRT, baik yang namanya MRT, baik yang namanya kereta cepat semuanya mesti ada subsidinya karena itu bisa menarik orang dari mobil pribadi masuk ke moda transportasi massal,” katanya.
Editor: Aditya Pratama