Kekayaan Pemilik Labubu Wang Ning Melesat Rp26 Triliun dalam Sehari, Ini Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id - Kekayaan Ketua dan CEO produsen mainan asal China, Pop Mart International Group, Wang Ning bertambah 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp26,34 triliun dalam satu hari. Kenaikan ini seiring popularitas perusahaan pemilik boneka Labubu ini melonjak di Amerika Serikat (AS) dan membuat aplikasi belanjanya menduduki puncak daftar unduhan.
Miliarder berusia 38 tahun ini kini memiliki kekayaan sebesar 16,1 miliar dolar AS atau setara Rp265,11 triliun, menurut data miliarder Forbes.
Melansir Forbes, sepanjang tahun ini, saham Pop Mart yang terdaftar di Hong Kong, telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Kenaikan ini didorong koleksi mainan perusahaan menggemparkan dunia, setelah pertama kali menarik perhatian generasi muda di China.

Meskipun ketegangan perdagangan meningkat antara dua ekonomi terbesar di dunia, konsumen AS mengantre sepanjang malam di toko-toko Pop Mart untuk membeli boneka koleksi dalam jumlah terbatas dari perusahaan tersebut.
Salah satu seri mainan terlaris adalah Labubu, boneka mirip kelinci yang terlihat di atas tas Louis Vuitton milik bintang pop Rihanna. Meskipun mainan tersebut memiliki label harga yang bisa 60 persen lebih mahal di AS daripada di China, konsumen di Negeri Paman Sam siap membayarnya.
Perebutan untuk mendapatkan boneka Labubu membuat aplikasi belanja Pop Mart menjadi aplikasi belanja gratis yang paling banyak diunduh di toko aplikasi Apple di AS pada Jumat lalu, menurut Sensor Tower.
Selebritas yang dikenal mengoleksi Labubu salah satunya adalah Lisa, personel girl grup Korea Selatan Blackpink, yang mengunggah foto bonekanya di media sosial.
Wang Ning memproyeksikan total penjualan Pop Mart tumbuh 50 persen dari tahun ke tahun pada bulan Maret menjadi lebih dari 20 miliar yuan (2,7 miliar dolar AS) pada tahun 2025. Wang sangat optimistis dengan penjualan di luar negeri, karena koleksi mainannya terjual dengan cepat di Asia Tenggara.
Pada tahun 2024, penjualan Pop Mart di luar daratan China mencapai hampir 40 persen dari total pendapatan perusahaan sebesar 13 miliar yuan. Laba untuk tahun penuh perusahaan mencapai 3,1 miliar yuan, naik hampir 200 persen dari tahun 2023.
Editor: Aditya Pratama