Kemenkop UKM Targetkan Tiap Tahun 2,5 Juta Pelaku Usaha Mikro Punya NIB
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Koperasi dan UKM berencana untuk mengurangi jumlah usaha mikro yang saat ini mencapai 99 persen dari seluruh pelaku UMKM di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan adalah menargetkan setiap tahunnya sebanyak 2,5 juta pelaku usaha mikro memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, penerbitan NIB 2,5 juta NIB setiap tahunnya dilakukan agar pelaku usaha mikro naik kelas ke usaha formal.
"Kita ingin semua usaha mikro naik kelas supaya jumlah pelaku usaha mikro berkurang dan kita ingin mengurangi ‘obesitas’ usaha mikro yang sampai 99 persen,” ujar Teten dalam acara Penyerahan NIB Kepada 600 Nasabah PNM Mekaar di Hotel Aryaduta, Manado dikutip, Minggu (25/9/2022).
Teten menambahkan, sampai 23 September 2022 sudah sebanyak 2.056.010 NIB yang telah diterbitkan dalam sistem online single submission-risk based approach (OSS-RBA). Dari jumlah tersebut, 1.921.287 atau 93,45 persen di antaranya merupakan pelaku usaha mikro.
Dia menegaskan, NIB sangat penting agar pelaku usaha mikro tidak lagi berstatus sebagai usaha informal tetapi naik kelas menjadi usaha formal.
"Intinya kita ingin semua memiliki badan usaha dan tidak lagi informal. NIB ini memberikan kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan izin edar, sertifikat halal, dan SNI. Nanti bisa dapat pembiayaan lebih besar juga. Kalau berkembang usahanya dapat kredit lebih besar ada KUR sampai Rp500 juta per orang," ucap Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional PNM Sunar Basuki mengatakan di Sulawesi Utara telah diterbitkan NIB bagi 600 nasabah PNM Mekaar. Nasabah PNM di Sulawesi Utara juga sudah mencapai 101.000 dengan 30 kantor layanan dan 400 pendamping lapangan atau AO.
"PNM punya ciri khas selain perusahaan pembiayaan yang memberikan akses modal, kita juga memberikan pemberdayaan berupa pelatihan. Jadi PNM punya pelatihan mulai dari pembentukan mental usaha, motivasi, pembelajaran untuk menjadi pengusaha, peningkatan produktivitas, dan lainnya," ucap Basuki.
Editor: Aditya Pratama