Kesal Harga Kedelai Impor Lebih Murah, Mentan: Sekali-kali Kita Injak Kakinya Importir
JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan produk pangan impor menggerus kesejahteraan petani lokal, terutama komoditas kedelai. Dia pun kesal dengan importir.
Adapun kedelai impor dihargai Rp5.000 per kilogram (kg). Sedangkan para petani kedelai tidak bisa menjual kedelai di bawah Rp7.000 per kg.
"Mungkin sekali-sekali kita injak juga kakinya itu importir, sudah 15 tahun dia impor melulu," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPR RI, Selasa (22/3/2022).
Mentan menjelaskan, barang impor terutama untuk komoditas kedelai tergolong cukup besar. Ketika importasi masuk ke dalam negeri maka produk komoditas petani bersaing dengan produk dari luar negeri.
Menurutnya, jika hal itu terjadi maka produk petani terutama kedelai sudah kalah saing dari segi harga untuk masuk ke pasar. Di samping itu, pemerintah juga belum memiliki regulasi yang tegas terkait produk impor yang menggerus keuntungan petani.
"Importasi kita cukup besar, dan tidak ada larangan terbatasnya. Jadi, saya sampaikan kepada Presiden, harus ada Lartas (barang larangan dan /atau pembatasan)," ujar Mentan.
Dia menjelaskan, Indonesia lebih dari puluhan tahun sudah ketergantungan impor kedelai karena harga kedelai lokal kalah dari kedelai impor.
"Karena harga di luar Rp5.000-an, sementara petani kita tidak bisa kalau menjual di bawah Rp7.000," kata Mentan.
Sebab menurutnya, dalam satu hektare (ha) kebun kedelai hanya mampu memproduksi kurang lebih 1,5 ton, dan hasilnya hanya Rp13 juta. Jika dibandingkan dengan komoditas jagung dengan lahan yang sama, 1 ha dapat menghasilkan lebih dari Rp20 juta.
"Tidak ada yang mau tanam kedelai, dan kalau kita suruh tanam ini akan merugikan. Memang rakyat butuh stimulan, minimal bibitnya, dan bibit minimal 50 kg per hektare," ujarnya.
Editor: Jujuk Ernawati