Kisah Petani Berkaki Satu, Mugiyanto Sukses Bangun Perkebunan Kelengkeng
Kebun buah dia desain dengan konsep agro edukasi dan agrowisata menjadi cikal bakal sumber pendapatan masyarakat sekitar.
"Jadi kita sampaikan, dalam bertani atau berkebun, diusahakan agar tidak satu lubang untuk mendapatkan hasil. Di sini, kita buat konsep paling tidak agro edukasi, agrowisata, dari hasil buahnya kita dapat, dari edukasinya kita dapat, dari kunjungan (wisatawan) juga. Di sini ada tiga pendapatan selain penjualan buah, ini sangat luar biasa," kata
Kebun buah lengkeng berada di atas lahan sekitar 1,3 hektare. Kebun itu mulai dibangun sejak Februari 2015. Posisinya berada 1 kilometer (km) dari arah Barat Candi Borobudur. Kebun buah itu juga milik Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) yang dikelola langsung Mugiyanto.
Keuletan dan semangatnya membuat dia meng-supply 50 ton buah kelengkeng dalam satu tahun. Jumlah itu berasal dari 250 pohon.
Bahkan, badan usaha desa itu menjadi kebun buah terbaik di Indonesia yang terverifikasi di Kementerian Pertanian. Keunggulan ini karena satu tangkai dari satu pohon bisa menghasilkan 4,5-5 kilo buah kelengkeng kateki.
"Terbukti di sini ada bunga, buah siap panen, ini kapan pun mau ke sini, setiap hari, kapan pun ada buahnya. Jadi kita memang pembuahan di luar musim yang kita masukan ke sini. Ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, memiliki daya saing yang cukup tinggi juga," ujar Mugiyanto.
Editor: Dani M Dahwilani