Kisah Sukses Ciputra Ternyata Berawal dari Proyek Pasar Senen
JAKARTA, iNews.id - Sosok Ciputra dikenal sebagai arsitek yang merancang beragam properti prestise, seperti Taman Impian Jaya Ancol hingga hunian elit Pondok Indah di Jakarta. Namun siapa sangka, kisah sukses Ciputra yang memiliki nama asli Tjin Hoan itu, ternyata berawal dari proyek Pasar Senen, Jakarta.
Pria kelahiran Parigi, Sulawesi Selatan ini menjalani kehidupannya sama seperti anak lainnya. Namun, kondisi perekonomian keluarganya terganggu saat sang ayah yang menjadi sandera tentara Jepang meninggal dunia
Ciputra memulai pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) saat berumur 10 tahun, lebih telat dari anak-anak seusianya. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di SMP dan SMA Frater Don Bosco di Kota Manado.
Saat SMA, ia dikenal sebagai atlet lari jarak menengah 800 meter dan 1.500 meter. Hingga ia bergabung dengan kontingen Sulawesi Utara untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional II di Lapangan Ikada, Jakarta.
Sejak ayahnya meninggal, Ciputra harus banting tulang untuk membantu keluarganya dengan bekerja di kebun.
Kemudian, ia mulai merintis usahanya sejak masih menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Bersama dua sahabatnya yakni, Budi Brasali dan Ismail Sofyan, ketiganya mendirikan CV Daya Tjipta.
Mereka berkeliling mencari orang yang ingin menggunakan jasanya dari rumah ke rumah di Bandung. Perjalanannya tidak mulus hingga ia menikah dan memiliki anak.
Hingga ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta bersama keluarganya pada 1960. Ia bertekad untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soemarno Sosroatmodjo.
Hal itu ia lakukan karena melihat pada saat itu Jakarta tengah berbenah. Ciputra menyampaikan gagasannya kepada Gubernur dan ditunjuk untuk mengerjakan proyek pembenahan kawasan Senen.
Namun, karena pemerintah pada saat itu tak memiliki modal, ia memutuskan untuk meminta bantuan kedua temannya, Budi dan Ismail untuk sama-sama membenahi Senen.
Beberapa hari kemudian, Gubernur Soemarno dan tim Ciputra diterima Presiden Soekarno untuk mempresentasikan konsep peremajaan kawasan Senen.
Pada akhirnya, Ciputra dibantu Gubernur Soemarno untuk mengumpulkan pengusaha besar kala itu, seperti Hasjim Ning, dan Agus Musin Dasaad, juga sejumlah petinggi bank, seperti Jusuf Muda Dalam, bos Bank Negara Indonesia, dan Jan Daniel Massie, Direktur Utama Bank Dagang Negara.
Dari situ, didirikanlah PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya (Pembangunan Jaya) pada 3 September 1961.
Seperti perjalanan sukses kebanyakan, proyek Senen ini tidak semulus yang direncanakan. Di mana, pada saat itu pedagang dan penduduk yang sudah bertahun-tahun berada di Senen menolak pindah. Berkat kegigihannya, tiga blok berhasil mereka bangun, yakni Blok I, Blok II, dan Blok IV.
Proyek tersebut menjadi awal kesuksesan Ciputra, hingga perusahaannya menggurita sampai sekarang. Ciputra dikenal sebagai konglomerat di bidang properti.
Meskipun telah meninggal dunia, Ciputra mewariskan kekayaan kepada keluarganya yang tetap berada di daftar orang terkaya Indonesia. Dikutip dari Forbes, keluarga Ciputra masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia 2018 di posisi ke 27. Pada 2019 lalu, nilai kekayaan Ciputra tercatat mencapai 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18,3 triliun.
Editor: Jeanny Aipassa