Kisah Sukses Pemilik Louis Vuitton, Orang Terkaya di Dunia Berharta Rp3.200 Triliun
Setelah beberapa tahun bekerja di Ferret-Savinel, Arnault melihat peluang bisnis di sektor lainnya. Dia ingin melebarkan perusahaan ayahnya ke sektor real estate. Dan beberapa tahun kemudian, Arnault berhasil mengubah nama Ferret-Savinel menjadi Férinel Inc, di mana dia mengalihkan perusahaan ke bisnis real estate.
Pada 1977, Arnault menggantikan ayahnya sebagai CEO dan membawa bisnis real estate yang dikelola mengantongi keuntungan signifikan. Setelah sukses di bisnis real estate, pada 1984 itu memberanikan diri terjun ke dunia fesyen. Dia mengakuisisi Boussac Saint-Freres yang bangkrut, rumah dari merek ternama Christian Dior.
Di bawah pengelolaannya, perusahaan tersebut berhasil untung. Setelahnya dia memulai strategi mengembangkan perusahaan barang mewah terkemuka di dunia.
Lalu, pada 1989 dia membeli saham pengendali di LVMH dan menjadi CEO perusahaan. LVMH merupakan perusahaan hasil merger dari Louis Vuitton dan Moet Hennessy pada 1987.
Arnault dalam tiga dekade berhasil mengubah LVMH menjadi sebuah perusahaan raksasa barang mewah dengan 75 label, yang di antaranya menjual wine, fesyen, parfum, perhiasan, hingga kosmetik.