Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Program MBG Dinilai Bisa Ciptakan Pelaku UMKM Baru, Begini Caranya
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Yammy Babeh, Keripik Singkong dari Desa Jajal Pasar Mancanegara (Bagian I)

Rabu, 16 Maret 2022 - 23:36:00 WIB
Kisah Yammy Babeh, Keripik Singkong dari Desa Jajal Pasar Mancanegara (Bagian I)
Ade Soelistyowati (kanan) bersama sang suami, Sahroni Bachrun (kiri), dan produk kripik singkong Yammy Babeh hasil kreasi mereka. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Menurut Elis, udara Sukabumi yang memang sejuk dan asri, membuatnya bersyukur sehingga bisa sembuh dari stroke. Namun, setelah mendapat serangan penyakit yang sama secara berulang, fungsi indra pendengar Elis menjadi menurun.

“Telinga kiri saya secara total tidak bisa lagi mendengar. Sementara telinga kanan  kurang lebih 20 persen masih bisa mendengar, dan sekarang saya menggunakan alat bantu dengar,” tutur perempuan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma itu.

Menyandang status difabel pendengaran tak membuat daya juang Elis surut. Di Sukabumi, dia membantu usaha properti yang dijalankan sang suami. Dia bertanggung jawab terhadap strategi dan manajemen bisnisnya.

Di samping itu, Elis juga mengisi waktunya dengan mengajar di salah satu yayasan pendidikan Islam di Sukabumi. “Mengajar memang sudah menjadi hobi saya. Jadi, ada sesuatu yang menyenangkan saya rasakan di saat mengajar,” katanya.

Pada 2016, usaha properti Roni bangkrut. Proyek pembangunan sekolah swasta yang dia jalankan di Sukabumi tidak dibayarkan oleh sang pemilik sekolah sebesar Rp100 juta. Tak hanya itu, dia juga harus menanggung utang ke toko bahan bangunan sebesar Rp7 juta.

Namun, rasa tanggung jawab sebagai kepala keluarga mendorong Roni memutar otak untuk mencari cara lain menghidupi istri dan anak-anaknya. 

“Kebetulan di seputar wilayah kami itu banyak sekali kebun singkong. Karena suami saya itu orangnya kreatif, kepikiranlah untuk membuat suatu kreasi dari bahan baku singkong,” ungkap Elis.

Awal April 2016, dengan modal Rp50.000, Roni mulai membuka usaha baru. Dia membeli singkong, plastik untuk kemasan, minyak goreng, serta bumbu rasa keju dan jagung manis. Dari situ, dimulailah produksi keripik singkong “krispy” yang di kemudian hari dikenal sebagai Yammy Babeh.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut