Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anak Riza Chalid Heran Didakwa Rugikan Negara Rp2,9 Triliun: Itu Kontrak Sewa 10 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Konflik Timur Tengah Mereda, Harga Minyak Mentah Turun Tipis 

Senin, 22 April 2024 - 21:17:00 WIB
Konflik Timur Tengah Mereda, Harga Minyak Mentah Turun Tipis 
Harga minyak mentah dunia turun tipis pada perdagangan, Senin (22/4/2024), meskipun Brent tetap berada di atas 86 dolar AS per barel. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Harga minyak mentah dunia turun tipis pada perdagangan, Senin (22/4/2024), meskipun Brent tetap berada di atas 86 dolar AS per barel. Para pedagang mengalihkan fokus mereka kembali ke inflasi seiring dengan ketegangan di Timur Tengah yang sejauh ini tidak mengganggu pasokan.

Mengutip Reuters, Brent berjangka turun 77 sen menjadi 86,52 dolar AS per barel. Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Mei, yang berakhir pada hari Senin, turun 46 sen menjadi 82,68 dolar AS per barel. Kontrak Juni yang lebih aktif turun 72 sen menjadi 81,5 dolar AS per barel.

Sebelumnya, kedua harga minyak acuan tersebut melonjak lebih dari 3 dolar AS per barel pada Jumat pagi, setelah ledakan terdengar di Kota Isfahan, Iran, yang menurut sumber-sumber digambarkan sebagai serangan Israel.

Keuntungan yang diperoleh hilang setelah Teheran mengecilkan insiden tersebut dan mengatakan pihaknya tidak berencana untuk membalas.

Reaksi pasar merupakan contoh lain bahwa masuk akal untuk mengharapkan kenaikan harga minyak yang berkepanjangan jika Selat Hormuz, arteri minyak terpenting di dunia yang membawa seperlima pasokan global, terganggu atau Arab Saudi langsung terlibat dalam konflik tersebut. 

Sementara itu, melimpahnya pasokan beberapa jenis minyak mentah terbesar membatasi dampak konflik terhadap masa depan minyak di Timur Tengah, menurut analisis Reuters.

Dari sisi ekonomi, inflasi kembali menjadi fokus, dengan komentar dari pejabat Federal Reserve dan serangkaian data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan memaksa pengurangan ekspektasi penurunan suku bunga pada minggu lalu.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut