Lebanon Krisis Ekonomi: Kain Bekas Jadi Pembalut hingga Tentara Sewakan Helikopter
Selain kaum perempuan yang kesulitan memenuhi kebutuhan pembalut, tentara di negara itu mulai menyewakan helikopternya untuk pemeliharaan armada di tengah masalah keuangan yang dihadapi.
"Perang yang kami hadapi adalah ekonomi sehingga membutuhkan cara yang tidak konvensional dan ide yang kami miliki adalah melakukan tur helikopter," kata juru bicara militer Lebanon, Kolonel Hassan Barakat, dikutip dari Reuters.
Adapun tarif untuk perjalanan selama 15 menit menggunakan helikopter Robinson R44 sebesar 150 dolar AS atau sekitar Rp2,17 juta.
Bank Dunia menyebut krisis di Lebanon sebagai salah satu yang terburuk di dunia sejak 1850-an. Nilai mata uang negara itu telah anjlok lebih dari 90 persen dalam waktu kurang dari dua tahun dan lebih dari setengah populasi berada dalam garis kemiskinan.
Komandan Angkatan Darat Jenderal Josep Aoun memperingatkan pada bulan lalu, krisis yang disebabkan oleh korupsi dan pemborosan yang dilakukan puluhan tahun dalam pemerintahan akan menyebabkan runtuhnya semua lembaga termasuk militer. Bahkan, gaji bulanan tentara saat ini hanya 90 dolar AS atau Rp1,3 juta.
Amerika Serikat (AS) telah memberikan dukungan besar terhadap militer Lebanon. Selain itu, Qatar pada pekan ini mengumumkan akan memberikan bantuan 70 ton makanan per bulan.
Editor: Jujuk Ernawati