Luhut Sebut Terbiasa dengan Kritik, Minta Pakai Cara Beradab Menyampaikan Pendapat
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan dirinya tidak antikritik. Dia mengaku sangat terbiasa dengan kritikan.
Lebih lanjut Luhut menuturkan, dia adalah orang paling tua, dibanding semua staf di kantornya yang rata-rata masih muda. Ketika bekerja, tak jarang mereka berdebat dan saling kritik, sehingga dia menjadi terbiasa dengan kritik dan masukan dari siapa pun.
“Saya tentu sangat terbiasa dengan kritik dan masukan dari siapapun tanpa pandang usia, bahkan status sosial," kata Luhut dalam akunnya di Instagram, dikutip Kamis (23/9/ 2021).
Bahkan, sebagai pejabat dia juga sering kali mendapat kritikan dan saran dari masyarakat, di mana setiap kritik dan masukan tersebut ada sebab yang melatarbelakanginya. Dia juga seringkali mendapat kritik dari orang terdekatnya.
“Seringkali kritik itu juga datang dari orang yang saya kenal dekat. Saya sering katakan bahwa jika ingin mengkritik mari kita duduk bersama dan berdialog. Tak elok rasanya ketika kita ingin mengkritik tetapi kita tidak bicara langsung kepada orang yang dituju,” ujarnya.
Tak hanya itu, alih-alih meminta klarifikasi malah membicarakan hal yang belum juga jelas dan benar akan faktanya apalagi hal tersebut dilakukan oleh orang yang pernah dia temui beberapa kali belakangan ini.
“Saya temui banyak sekali penyesatan opini sebaran fitnah dan kebohongan serta tuduhan tak berdasar yang dialamatkan kepada suatu orang atau lembaga, disebar di media sosial. Beberapa kiriman tautan yang diberikan oleh kolega atau rekan saya via WhatsApp atau pun secara private chat terkait kabar-kabar fitnah tak berdasar dialamatkan kepada beberapa menteri termasuk saya sendiri,” tuturnya.
Luhut pun mengingatkan dalam berpendapat, kebebasan pendapat dan berekspresi harus disertai dengan etika dan tanggung jawab.
“Keinginan saya amatlah sederhana, saya berharap sebagai bangsa yang bermartabat sudah sepantasnya kita menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab pada saat mengemukakan pendapat dan ekspresi,” ujarnya.
Luhut menyampaikan setiap apa dilakukan selalu sudah sangat matang dipikirkan hingga sampai pada satu kesimpulan bahwa dirinya berniat untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama para generasi muda agar belajar menjadi warga negara yang baik dengan berani bertanggung jawab pada segala pendapat dan ekspresi yang disampaikan kepada orang lain.
“Bersikaplah ksatria dengan meminta maaf ketika kita merasa melakukan kesalahan baik melalui perbuatan maupun perkataan karena meminta maaf tidak lantas membuat kita menjadi rendah dan memberi maaf tidak lantas membuat kita menjadi lemah,” ucapnya.
Dia pun mengajak untuk menggunakan cara-cara beradab dalam menyampaikan pendapat dan berekspresi, dengan tidak mengiring opini menyesatkan yang dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
"Saya setuju semua boleh bicara apapun untuk mengkritik siapapun selama menggunakan data yang dapat diuji bersama-sama. Janganlah kita mudah menyebarkan fitnah, kebohongan, dan meyesatkan opini yang mengakibatkan ujaran kebencian kepada orang atau kelompok tertentu," tutur Luhut.
Editor: Jujuk Ernawati