Medco Energi (MEDC) Kantongi Laba Rp7,96 Triliun di 2022
JAKARTA, iNews.id - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengantongi laba 530,88 juta dolar AS atau setara Rp7,96 triliun pada tahun 2022. Perolehan itu naik hingga 1.029 persen dari periode sama tahun 2021 yang sebesar 47,01 juta dolar AS.
Melansir laporan keuangan, pendapatan perseroan tumbuh 84,66 persen menjadi 2,31 miliar dolar AS atau Rp34,67 triliun pada 2022, dari sebelumnya sebesar 1,25 miliar dolar AS di 2021.
Secara rinci, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai 2,26 miliar dolar AS atau Rp34,03 triliun, dan pendapatan keuangan sebesar 42,57 juta dolar AS atau Rp638,37 miliar.
Berdasarkan segmennya, kontrak penjualan minyak dan gas bumi tercatat sebesar 2,18 miliar dolar AS atau Rp32,80 triliun, dan pendapatan kontrak konstruksi sebesar 13,57 juta dolar AS atau Rp203,57 miliar.
Lalu, pendapatan kontrak penjualan listrik sebesar 34,57 juta dolar AS atau Rp518,38 miliar, pendapatan kontrak operasi dan jasa pelayanan sebesar 25,75 juta dolar AS atau Rp386,17 miliar, serta pendapatan jasa lainnya sebesar 8,04 juta dolar AS atau Rp120,66 miliar.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya tercatat naik menjadi USD1,06 miliar atau Rp15,98 triliun. Dengan rincian, penyusutan, deplesi, dan amortisasi sebesar 561,50 juta dolar AS atau Rp8,41 triliun.
Kemudian, biaya produksi dan lifting sebesar 334,50 juta dolar AS tau Rp5,01 triliun, dan biaya pembelian minyak mentah sebesar 54,26 juta dolar AS atau Rp813,69 miliar.
Selanjutnya, beban pokok penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya sebesar 44,85 juta dolar AS atau Rp672,58 miliar, biaya jasa tercatat sebesar 18,03 juta dolar AS atau Rp270,37 miliar, dan beban eksplorasi sebesar 13,03 juta dolar AS atau Rp195,49 miliar.
Hingga akhir Desember 2022, total nilai aset MEDC tercatat sebesar 6,93 miliar dolar AS atau Rp103,94 triliun, tumbuh 21,95 persen dari posisi akhir tahun 2021 lalu sebesar 5,68 miliar dolar AS.
Adapun, liabilitas perseroan sebesar 5,18 miliar dolar AS atau Rp77,73 triliun, dan ekuitas sebesar 1,74 miliar dolar AS atau Rp26,20 triliun.
Sepanjang 2022 lalu, perseroan menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD269 juta untuk minyak dan gas. Kemudian, belanja modal untuk segmen ketenagalistrikan sebesar USD33 juta, serta menganggarkan belanja modal untuk pengembangan di Natuna, Riau IPP, dan Solar PV Sumbawa.
Sementara di 2023, belanja modal yang dianggarkan perseroan sebesar USD250 juta untuk segmen minyak dan gas, dengan fokus pada pengembangan Natuna dan Corridor. Serta, belanja modal ketenagalistrikan sebesar 80 juta dolar AS, dengan fokus pada pengembangan Ijen geothermal dan Sumbawa terminal regasifikasi LNG.
Editor: Jeanny Aipassa