Mendag Zulhas Soroti Penggunaan Sistem Resi Gudang Tak Sesuai Fungsi, Ada yang Jadi Lapangan Futsal

JAKARTA, iNews.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyoroti penggunanan gudang SRG (Sistem Resi Gudang) di daerah yang tak sesuai fungsinya. Berdasarkan temuannya di Jember, Jawa Timur, gudang SRG diubah menjadi lapangan futsal. 

Mendag Zulhas menyebut, seharusnya gudang SRG tersebut dimanfaatkan untuk penyimpanan hasil panen petani. 

Baca Juga

Dear Gen Z, Harus Berani Memulai Investasi dari Sekarang

"Saya dengar di Jember itu gudang SRG diubah menjadi lapangan futsal. Alat-alat pengering dipindah-pindahin. Nah itu gimana? Mesti diambil alih pengelolaannya, Pak Didit (Kepala Bappebti)," ujar Zulhas saat memberi sambutan di acara Rapat Kerja Bappebti di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

"Karena menyangkut APBN yang mengelola itu, untuk memfasilitasi petani agar mendapat hasil yang baik," sambungnya. 

Baca Juga

Mendag Desak Bappebti Bentuk Harga Acuan CPO: Jangan Ikuti Malaysia

Pada kesempatan tersebut, Zulhas menghimbau kepada Kepala Bappebti untuk membahas masalah ini lebih lanjut bersama jajarannya. Padahal, menurutnya resi gudang merupakan ide cemerlang yang diluncurkan Bappebti. 

Baca Juga

Serapan Tidak Maksimal, Mendag Zulhas Bakal Hapus Syarat Subsidi Harga Kedelai

Resi gudang memiliki manfaat sebagai sarana tunda jual yang lebih baik, dengan cara menyimpan komoditi di gudang terlebih dahulu saat panen raya dimana umumnya harga rendah, kemudian menjualnya saat harga tinggi.

Seperti contohnya di Jember. Jember merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik di dunia. Para petani bisa memanfaatkan gudang SRG untuk menyimpan hasil panennya. 

Baca Juga

Mendag Akan ke Arab Saudi demi Bisa Buka Hypermarket di Mekah, Madinah dan Jeddah

Tetapi realita di lapangan, banyak petani yang mengeluhkan kepada Zulhas soal aturan-aturan dari Bupati serta pihak-pihak terkait perihal pemanfaatkan gudang SRG. Sehingga, mereka kesulitan memanfaatkan resi gudang yang sudah didorong oleh Bappebti. 

"Kita ini mau maju tapi dipersulit sendiri. Nah saya kira itu perlu ada perbaikan," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama