Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Angsa Asyik Nongkrong di Rel, Kereta Cepat Jepang Ngerem Mendadak
Advertisement . Scroll to see content

Menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Wow, Begini Rasanya Melaju 352 Km/Jam

Senin, 04 September 2023 - 10:47:00 WIB
Menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Wow, Begini Rasanya Melaju 352 Km/Jam
Kereta Cepat Jakarta-Bandung menembus kecepatan 352 Km/jam pada uji coba dari Stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang, Sabtu (2/9/2023). (Foto: Kemenhub)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Lembaran sejarah tak lama lagi terukir di Indonesia. Jika tak ada perubahan, mahakarya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan resmi diperasikan pada 1 Oktober 2023. Sebagai bagian kesiapan, serangkaian uji coba dilakukan. 

Portal berita iNews.id atas undangan Kementerian Perhubungan berkesempatan menjajal langsung kereta peluru itu, Sabtu (2/9/2023) pagi. Hadir dalam perjalanan ini antara lain Menhub Budi Karya Sumadi, Wamen BUMN Rosan Roeslani, Dirut PT KAI Didiek Hartantyo, dan Dirut PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.

Hadir pula Dirut PT Jasa Raharja Rivan Purwanto, Presdir China Railway International Co Ltd Ju Guojiang, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenkomarves Septian Hario Seto serta para pemimpin redaksi media massa nasional. Pada perjalanan kembali dari Bandung menuju Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut serta.

Benarkah kereta cepat melaju tenang meski gas telah menyentuh di atas 300 kilometer/jam? Apa saja fasilitas dalam kereta dengan teknologi termutakhir itu? Berikut catatan perjalanannya:

Stasiun Halim-Padalarang Cuma 30 Menit

Tubuh Komodo Merah mengilat. Ketika kulit itu tersentuh jemari, terasa licin dan sangat mulus. Padu-padan corak merah tua dan abu-abu yang menyelimuti sekujur badan, ditambah bujur persegi hitam kaca jendela, memunculkan nuansa anggun dan gagah.

Komodo Merah, nama sementara yang disematkan untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Sabtu pagi itu bertengger di rel Stasiun Halim, Jakarta Timur. Kereta buatan CRCC Qingdao Sifang Co Ltd ini sesuai skenario bakal dipacu pada kecepatan 350 km/jam. 

Sekadar catatan untuk Stasiun Halim. Hingga awal September ini pengerjaan proyek terus dikebut. Kendati secara umum telah dapat difungsikan—dalam arti penumpang bisa masuk hingga boarding--namun sejumlah fasilitas pendukung belum rampung. 

Area parkir kendaraan belum tertata, begitu pula jalanan masuk areal stasiun yang masih dikerjakan. Lalu-lalang kendaraan pengangkut material proyek maupun logistik membuat stasiun masih dalam kondisi berdebu.

Khusus akses masuk, pengalaman sejumlah calon penumpang dalam uji coba ini, mereka diarahkan oleh peta digital (google maps) masuk melalui kompleks perumahan TNI AU Halim. Celakanya, saat tiba mereka hanya akan bertemu dinding seng yang menutup seluruh areal belakang stasiun. 

Ini lantaran area itu masih dalam proyek pekerjaan. Mau tak mau mereka harus kembali ke luar kompleks dan masuk lewat akses tol hingga menemukan pintu masuk utama Stasiun Halim.

Jarum jam beranjak meninggalkan pagi nan teduh. Pukul 10.20 WIB persiapan boarding. Senyum dan sapa ramah pramugari jelita menyambut penumpang di setiap pintu masuk kereta cepat. Serasi dengan livery Komodo Merah, seragam para train attendant itu juga bercorak merah tua berpadu abu-abu dengan aksentuasi putih. 

Waktu yang dinanti tiba. Pukul 10.30 WIB, Kereta Cepat Jakarta-Bandung tipe KCIC400AF melaju meninggalkan Stasiun Halim. Sangat halus. Nyaris tak ada goncangan di titik start itu.

Begitu pula tak ada suara derak roda kereta yang menggilas rel. Sungguh jauh berbeda andai diperbandingkan dengan KRL Commuter Line yang terkadang suara gemeretak rodanya sampai berdecit-decit menusuk telinga.

Interior high speed railway pertama di Indonesia ini terbilang elegan. Selain desain futuristik, kabin lega menambah kenyamanan. Terdapat tiga kelas penumpang pada moda transportasi yang dikelola PT KCIC ini yaitu first class, business class, dan premium economy class. Perbedaan sangat menonjol dari tiap kelas ini adalah kapasitas dan model kursi bagi penumpang.

Paling mewah first class. Konfigurasi kursi yakni 1-2 dengan total kapasitas 18 penumpang. Material kursi menggunakan faux leather, menonjolkan warna abu-abu dan hitam. 

Pada business class, konfigurasi kursi 2-2. Tempat duduk berbahan faux leather menonjolkan warna merah cerah. Total kapasitas 28 penumpang dalam satu gerbong.

Kursi Business Class
Kursi Business Class

Terbanyak premium economy class. Konfigurasi kursi 3-2 dengan total kapasitas 555 penumpang pada 6 gerbong. Kursi berbahan suede (beludru), mengusung warna biru dan abu-abu dengan motif batik Mega Mendung. Di antara tiga kategori itu, kursi kelas ekonomi paling kurang tingkat kenyamanannya.

Kursi Premium Economy Class
Kursi Premium Economy Class

Jangan berekspetasi menemukan sensasi empuk pada kursi ini. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi yang turut dalam perjalanan ini melontarkan kesan pertamanya. “Ini terlalu keras,” kata Tulus, seraya memencet jok dan sandaran kepala.

Menembus 352 Km/Jam

Catatan minor itu tak mengurangi kedahsyatan menaiki Komodo Merah. Bermula dari kecepatan rendah, kereta tipe terbaru kelas Fuxing atau generasi keempat dari pengembangan kereta cepat produksi CRCC ini dalam hitungan menit telah melesat. Cepat dan terus semakin cepat.

Dalam hitungan 12 menit dimulai dari Stasiun Halim, kereta telah mencapai kecepatan operasional yang direncanakan yakni 350 km/jam! 

LED menunjukkan kecepatan 350 km/jam. (Foto: Zen Teguh)

Tapi itu bukan satu-satunya yang bikin kagum. Kecepatan tertinggi (top speed) dalam uji coba ini bahkan menembus 352 km/jam. 

Angka itu bukan yang paling maksimal. Pada uji coba Juni lalu, kereta menembus laju 385 km/jam atau sesuai kecepatan teknis. Adapun secara rancangan, kecepatan didesain hingga 420 km/jam.

Statistik kecepatan kereta cepat terpampang jelas dalam layar LED di ujung atas tiap gerbong. LED menampilkan angka real time. Pantauan iNews.id, pergerakan hanya dalam hitungan detik.

Saat LED menunjukkan 297 km/jam, pada slide berikutnya kecepatan telah beranjak menjadi 302 km/jam, kemudian berturut-turut 307, 311, 318, 321, 323 dan seterusnya hingga 352 km/jam.

Bagi yang pertama kali menjajal kereta cepat, LED ini akan menjadi pusat perhatian. Mata penumpang dipastikan tertuju pada layar untuk mengetahui seberapa cepat kereta yang mereka tumpangi melaju. Magnet kedua yakni kaca jendela. Penumpang akan menikmati nuansa pemandangan yang bergerak sangat cepat. 

Stabil. Kata ini tepat untuk menggambarkan atmosfer gerbong ketika kereta cepat ‘melayang’ pada kecepatan 350 km jam. Tak ada hentakan maupun goyangan berarti. Pendek kata, minim getaran.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati yang mengetes kestabilan itu melalui mata uang logam membuktikannya. Uang logam yang diberdirikan di sisi jendela bergeming alias tak roboh saat kereta melaju di atas 300 km/jam.

Ibarat minum segelas kopi belum usai, perjalanan Jakarta-Bandung menjadi sangat singkat dengan kereta cepat. Uji coba Stasiun Halim-Padalarang hanya membutuhkan waktu 30 menit!

Seberapa cepat 30 menit itu? Jika Anda memutar tembang-tembang legendaris dari album ‘Badai Pasti Berlalu’ secara berurutan, niscaya baru sampai lagu ‘Semusim” (Chrisye), kereta telah tiba di Padalarang. 

Di era kaset, Semusim merupakan lagu kedua di side B pada album mahakarya kolaborasi Eros Djarot dan Yockie Suryo Prayogo. Dengan kata lain, laksana kaset diputar, baru setengah jalan lebih sedikit sudah rampung.

Dengan analogi sama, Anda baru akan sampai lagu Restoe Boemi jika mendengarkan secara berurutan lagu-lagu dari album ‘Terbaik-Terbaik’ milik Dewa 19. 

Padalarang-Bandung dengan Feeder Train

Kereta pengumpan di Stasiun Padalarang. (Foto: Zen Teguh).

Untuk mencapai Kota Bandung, penumpang turun dan selanjutnya beralih ke feeder train (kereta pengumpan) menuju Stasiun Bandung. Feeder train bercorak hijau merupakan produksi PT Inka. Perjalanan Padalarang-Stasiun Bandung memakan waktu 20 menit. Praktis dengan kereta cepat, Jakarta-Bandung kini dapat dicapai hanya dengan 50 menit alias tidak sampai 1 jam!.

Sama halnya dengan Stasiun Halim, ada beberapa catatan pembenahan untuk pergerakan penumpang dari Padalarang ke Stasiun Bandung menggunakan kereta feeder. Beberapa yang terekam yakni lorong tangga berjalan (eskalator) yang relatif sempit. 

Jika saja terjadi peak season sebagaimana situasi arus Lebaran di Stasiun Gambir atau Senen setiap Lebaran, eskalator itu kemungkinan akan penuh sesak yang berimbas pada tersendatnya penumpang. Ada pula satu lekukan lantai di pintu keluar. Jika tidak hati-hati, penumpang bisa kaget karena perbedaan tinggi lantai.

Secara keseluruhan, perjalanan kereta cepat bisa dikatakan tanpa cacat. KCJB yang telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional akan menjadi quantum leap sektor transportasi Tanah Air. 

Terlepas dari berbagai pro-kontra dalam proses pembangunannya, KCJB bukan sekadar hamparan nyata kecanggihan dan modernitas teknologi perkeretaapian, namun juga akan menempatkan Indonesia semakin sejajar dengan negara-negara maju.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut