Menko Airlangga Ungkap Nilai Investasi Hilirisasi Capai Rp8.569 Triliun
Selain itu, lanjutnya, hasil hilirisasi nikel tersebut juga menjadi raw material dalam produksi baterai Electric Vehicle (EV) dengan nilai tambah dalam negeri mencapai 470 hingga 780 kali.
Sampai saat ini, terdapat beberapa investasi seperti konsorsium Indonesia Battery Company bersama Hyundai dan LG dengan total investasi sekitar 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp154,016 triliun, yang mencakup produksi baterai listrik dari hulu hingga hilir.
Selanjutnya, kondisi surplus tersebut tidak hanya menyasar komoditas nikel saja melainkan juga sejumlah komoditas lainnya. Pada tahun 2022, neraca perdagangan komoditas bauksit mengalami surplus mencapai 622 juta dolar AS atau sekitar Rp9,775 triliun, dan komoditas alumina juga memiliki surplus hingga 600 juta dolar AS atau setara Rp9,429 triliun.
“Indonesia terus berpeluang untuk menjaga rantai pasok critical minerals dan tadi saya sampaikan di forum G20, EU, maupun Indo-Pacific Economic Forum, Indonesia memastikan bahwa kita menjadi salah satu yang terdepan di perdagangan dunia," kata Airlangga.
Menurut dia, critical minerals sangat dibutuhkan dan menjadi kunci transisi menuju energi hijau atau energi baru terbarukan, oleh karena itu Indonesia telah menetapkan beberapa komoditas yang tergolong dalam critical minerals.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga menyampaikan optimalisasi terkait berbagai upaya hilirisasi tersebut perlu untuk terus dilakukan salah satunya melalui penguasaan teknologi, kepemilikan capital atau permodalan, hingga kemampuan pembiayaan pengembangan industri. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan tetap mengedepankan Environmental, Social and Governance (ESG).
Selain itu, salah satu upaya optimalisasi yang telah dilakukan pemerintah yakni mendorong pembangunan smelter guna mengolah mineral mentah dengan memberikan berbagai insentif seperti tax holiday, tax allowance, impor barang modal serta dukungan infrastruktur dan fasilitas kemudahan lainnya.
Editor: Jeanny Aipassa