Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mangkrak 26 Tahun, Blok Masela Ditargetkan Mulai Produksi di 2029
Advertisement . Scroll to see content

Menteri ESDM Ungkap Alasan Perusahaan AS Mundur dari Proyek Gasifikasi Batu Bara RI

Jumat, 17 Maret 2023 - 21:05:00 WIB
Menteri ESDM Ungkap Alasan Perusahaan AS Mundur dari Proyek Gasifikasi Batu Bara RI
Menteri ESDM Arifin Tasrif ungkap alasan perusahaan AS mundur dari proyek gasifikasi batu bara RI. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan alasan perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals, Inc mundur dari proyek gasifikasi atau hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Menurutnya, itu karena pengembangan bisnis di AS lebih menarik daripada di Indonesia.

"Air Products kemarin karena dia itu merasa di Amerika lebih menarik bisnisnya, dia ke sana," kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/3/2023). 

Selain itu, dia menambahkan, karena pemerintah AS memberikan tawaran menarik berupa pemberian subsidi utamanya untuk pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT).

"Di Amerika itu dengan adanya subsidi untuk EBT jadi ada proyek yang lebih menarik ke sana untuk hidrogen karena Amerika lagi mendorong untuk pemakaian itu," ujarnya.

Pemerintah AS telah menerbitkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi 2022 (Inflation Reduction Act/IRA), yang salah satunya mengatur pemberian insentif untuk investasi energi bersih di dalam negeri.

"Pokoknya (insentif) lebih dari yang lain, kan ada Inflation Reduction Act itu yang menyebabkan investor banyak lari ke sana," ucap Arifin.

Sementara itu, Air Products and Chemicals, Inc tidak hanya keluar dari proyek kerja sama dengan PT Bukit Asam (PTBA) dan Pertamina terkait gasifikasi batu bara menjadi DME. Namun juga memutuskan hengkang dari proyek batu bara di Indonesia lainnya, yaitu proyek gasifikasi batu bara menjadi etanol dengan perusahaan Bakrie Grup, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

Kendati demikian, Arifin memastikan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME akan tetap berjalan. DME sendiri merupakan salah satu jenis alternatif bahan bakar pengganti LPG.

"DME tetap harus jalan dong, entah (proyek) DME yang mana, pokoknya harus jalan," kata dia.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut