Menteri PUPR Bertemu Perwakilan USAID, Perkuat Kerja Sama di Sektor Air Bersih dan Sanitasi
Pada pertemuan ini, Basuki dan delegasi USAID juga membahas mengenai progres pengembangan infrastruktur di IKN Nusantara, terutama di sektor penyediaan air baku.
“Untuk kebutuhan IKN Nusantara, kami membutuhkan water resource yang baru. Sehingga, Kementerian PUPR telah membangun Bendungan Sepaku Semoi untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 2.500 liter/detik dan Intake Sungai Sepaku dengan kapasitas 3.000 liter/ detik,” katanya.
Menanggapi isu perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan air, kondisi sungai dan sanitasi dengan penekanan khusus pada ketahanan air, Basuki menerangkan kepada para delegasi USAID bahwa Kementerian PUPR telah melakukan berbagai upaya untuk memitigasi dampak perubahan iklim tersebut.
“Indonesia memiliki sekitar 300 bendungan. Dan dalam 10 tahun terakhir ini, kami telah membangun 61 bendungan. Untuk mengatasi dampak perubahan iklim, Kementerian PUPR melakukan pengaturan (buka-tutup) terhadap pintu-pintu air di bendungan. Sebelum musim kemarau, kami menutup pintu bendungan. Lalu sebelum musim penghujan, kami membuka pintu bendungan,” ucapnya.
Sementara, USAID Mission Director Indonesia Jeffery Cohen mengapresiasi Kementerian PUPR atas kerja sama yang telah terjalin di bidang air bersih dan sanitasi. Jeffery juga turut mengundang Basuki untuk turut berpartisipasi dan bekerja sama dalam Platform Sistem Pengelolaan Persampahan yang diinisiasi oleh Bappenas.
“Terima kasih banyak atas kerja sama dan kolaborasi yang sangat baik selama ini. Kami harap kerja sama ini dapat terus berlanjut di masa mendatang. USAID siap mendukung program Kementerian PUPR, baik itu mengenai air bersih, sanitasi, termasuk potensi pengembangan IKN Nusantara,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama