Meraup Berkah Madu Organik di Masa Pandemi

JAKARTA, iNews.id – Sejak pandemi Covid melanda dunia, banyak usaha kecil di Tanah Air terimbas dampak ekonomi yang ditimbulkannya. Mulai dari penurunan omzet, kesulitan melunasi pinjaman bank, dan sebagainya.
Namun, ada juga beberapa jenis usaha yang justru mampu bertahan dan meningkatkan penjualannya di masa paceklik tersebut. Seperti yang dialami PT Beema Boga Arta, misalnya. UMKM yang berfokus pada produksi madu organik itu berhasil “memanen cuan” selama pandemi Covid-19. Bahkan, perusahaan yang beralamat di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan, tersebut juga sukses memasarkan produknya ke mancanegara.
Sejarah bisnis PT Beema Boga Arta berawal dari kecintaan sang pendirinya, Fransisca Natalia Widowati, terhadap produk-produk organik. Dan kebetulan, perempuan kelahiran Semarang 46 tahun silam itu dari kecilnya memang sangat menyukai madu.
“Memang sudah lama sekali ingin berwiraswasta dan ingin membangun sebuah bisnis yang sustainable, lalu terpikir, untuk menciptakan produk-produk superfoods Indonesia yang dapat masuk ke pasar global yang memang menjadi passion saya,” ungkap Fransisca kepada iNews.id, pekan lalu.
Dia pun lalu berusaha mencari dan menggali informasi tentang produk apa kira-kira yang bakal menjadi fokus bisnisnya ke depan. Setelah sekian lama mencari, Fransisca secara tidak sengaja menemukan produk yang sesuai dengan harapannya. Produk itu adalah madu organik, yang selama ini selalu dia konsumsi sehari-hari.
Akan tetapi, selama menjadi pengguna produk tersebut, Fransisca tidak pernah menemukan brand yang cocok. Selain maraknya madu palsu yang beredar di pasaran, “serangan” madu-madu impor yang tidak terjamin kualitasnya juga membuatnya tak pernah menjadi konsumen yang loyal pada satu brand saja. “Memang ada (madu) yang dibilang bagus, tapi terbilang mahal sekali,” ujarnya.
Akhirnya, Fransisca terpikir untuk menciptakan brand BeeMa Honey, yaitu single origin raw honey yang terdiri atas beberapa varian dari beragam jenis lebah. BeeMa Honey adalah lini produk superfoods yang dia kembangkan sampai sekarang.
Fransisca menuturkan, saat ini gaya hidup masyarakat sudah mulai berubah ke arah hidup sehat. Orang-orang mulai mencari produk-produk alami yang berkualitas dan dapat dipercaya sumber bahan bakunya.
Pada April 2017, mulailah BeeMa Honey memasarkan tiga varian madu. Ternyata tanggapan pasar ketika itu sangat positif, sehingga perusahaan yang baru dirintis Fransisca tersebut mencoba mengembangkan varian lain. “Ke depan, kami juga akan merambah ke produk turunan yang lain yang konsepnya untuk kesehatan dan tentu saja organik dan natural,” ucapnya.
Seiring pergantian tahun, image dan reputasi yang didapatkan BeeMa Honey terus menanjak. makin banyaknya permintaan baik B2C (dari produsen langsung ke pembeli) maupun B2B (bisnis ke bisnis). Akhirnya, pada pertengahan 2019, Fransisca mendirikan PT agar dapat melakukan penetrasi pasar lebih jauh lagi untuk produk-produknya.
Saat ini, BeeMa Honey hanya mempekerjakan delapan karyawan di pabriknya. Meski tim tersebut masih terbilang kecil untuk skala industri kecil, produknya telah menembus pasar internasional.
Fransisca mengungkapkan, kegiatan ekspor BeeMa Honey awalnya dimulai dengan beberapa permintaan dari beberapa negara. Dari situ, dia akhirnya mengikuti pelatihan ekspor yang diselenggarakan Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI).
“Dengan didukung oleh pemerintah, kami bisa mengikuti pameran-pameran berskala internasional seperti Trade Expo Indonesia , SIAL Interfood, dan beberapa exhibition lainnya,” kata dia.
Pada 2018, perusahaan ini sudah melakukan ekspor secara tidak langsung ke Dubai, Thailand, dan juga Singapura. Tahun ini, BeeMa Honey berambisi bisa menembus pasar Amerika, Malaysia, dan Jepang.
Madu yang dijual BeeMa Honey tersedia dalam beberapa varian. Sebut saja creamed honey, detox honey, charcoal, dan juga madu dengan bawang hitam tunggal. Yang menarik, seiring adanya pandemi, penjualan madu justru meningkat. Itu disebabkan adanya permintaan akan produk yang sehat, sebagai ikhtiar orang-orang untuk menambah imunitas tubuh mereka.
Oleh karenanya, BeeMa Honey pun mulai merambah ke produk turunan lain. Di antaranya berupa minuman kesehatan jamu bubuk instan yang terdiri atas tiga varian dengan khasiat yang berbeda-beda.
Seperti usaha-usaha yang lain, kata Fransisca, bisnis yang dijalankan BeeMa Honey pasti juga terkena dampak selama pandemi Covid-19. Dampak itu terutama terasa pada penjualan lewat ritel modern dan horeka (hotel, restoran, dan kafe). Itu lantaran di masa awal pandemi jumlah pengunjung tempat-tempat tersebut benar-benar turun secara drastis, bahkan beberapa di antaranya juga terpaksa tutup.
Saat penjualan lewat ritel modern menurun, BeeMa Honey langsung mengambil langkah cepat untuk mengantisipasinya. Perusahaan ini banyak membuat paket-paket penjualan menarik yang berkolaborasi dengan UMKM-UMKM lain, di samping memberikan diskon serta beriklan di media sosial.
Alhasil, kata Fransisca, penjualan madu BeeMa pun menjadi cukup stabil sepanjang dua tahun terakhir. “Di awal-awal pandemi bahkan sangat bagus,” tuturnya.
Sejak akhir 2021, PT BeeMa menerima banyak minat dan permintaan dari berbagai perusahaan dalam negeri untuk keperluan industri, maklon (private label), juga permintaan dari luar negeri. Namun untuk proses ekspor, kata Fransisca, tentu saja prosesnya tidak cepat karena berhubungan dengan banyak hal, seperti mulai dari masalah perizinan hingga logistik.
Tahun lalu, PT BeeMa Boga Arta menjadi salah satu dari 500 peserta UMKM BRILianpreneur 2021. Program binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI itu sudah berlangsung sejak 2019. Lewat program tersebut, para pelaku UMKM menampilkan produk-produk terbaik dalam negeri, sekaligus mendukung pemerintah dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Menurut Fransisca, BRI banyak membantu dalam mempromosikan usahanya dalam berbagai program. Di ajang BRILianpreneur saja, PT BeeMa sudah dua kali berpartisipasi, yakni pada 2020 dan 2021.
Lewat BRILianpreneur, produk BeeMa juga masuk dalam web portal PaDi UMKM (Pasar Digital UMKM). “BRI juga mengikutsertakan salah satu produk kami dalam acara Dubai Expo 2021. Semoga acara BRILianpreneur dapat terus berjalan dan semakin memperbanyak program untuk membantu UMKM Indonesia menjadi lebih maju dan makin banyak yang bisa menembus pasar global,” kata Fransisca.
Editor: Ahmad Islamy Jamil