Mimpi Ahmad Husnaeni Bangun Desa Wisata Lele di Karawang (Bagian I)
KARAWANG, iNews.id – Teriknya mentari terasa menyengat kulit, siang itu. Seorang lelaki berperawakan ramping terlihat sibuk menebarkan pakan ikan ke kolam-kolam miliknya di Dusun II Desa Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Seakan-akan tak memedulikan garangnya sinar sang surya kala itu, dia mendatangi satu per satu kolam terpal berukuran sekitar 1,5 meter kali 3 meter tersebut. Dengan telaten, dia periksa benih-benih ikan lele mutiara yang dia budi dayakan di sana, memastikan mereka baik-baik saja.
Ahmad Husnaeni (31) nama pria itu. Orang-orang di kampungnya sering memanggilnya dengan sebutan “Ketua”. Julukan itu bukan tanpa sebab dia dapatkan. Meski usianya masih muda, bapak dua anak itu mampu menjadi penggerak bagi masyarakat di sekitarnya dalam berwirausaha.

Di Karawang, khususnya di Cilamaya Kulon, Ahmad dikenal sebagai perintis Kampung Lele Mutiara. Dia menekuni usaha budidaya ikan itu sejak enam tahun silam. Kini, dari usaha tersebut, dia mampu meraup omzet puluhan juta rupiah setiap bulan.
“Awalnya, usaha yang saya jalankan tidak langsung kayak begini. Faktor-faktor kegagalannya banyak yang sudah saya lalui,” ucap Ahmad, saat berbincang dengan iNews.id, Selasa (29/3/2022).
Pada 2016, lelaki itu mulai membuat kolam lele pertamanya di pekarangan rumah. Bermula dari sekadar hobi, dia mencoba untuk membesarkan benih-benih lele yang dia beli dari salah satu pengusaha ikan kenalannya. Namun usahanya pada waktu itu gagal.
Kegagalan itu tak membuat Ahmad patah arang. Di justru merasa semakin tertarik untuk membudidayakan ikan air tawar tersebut. Akan tetapi, usahanya lagi-lagi kandas.
“Dulu saya tidak punya ilmu (budi daya lele). Apalagi latar belakang saya bukan dari jurusan perikanan. Basic pendidikan saya ini dari (teknik) mesin,” tururnya.
“Usaha saya pada saat itu gagal terus. Jangankan mikir untung, kembali modal aja susah,” ucapnya.
Sempat jenuh dengan kegagalan yang dia hadapi, pada 2019 Ahmad akhirnya mendapatkan titik cerah. Dia bertemu para penyuluh perikanan dari Dinas Perikanan Kabupaten Karawang. Dari mereka, Ahmad belajar cara budi daya lele yang baik. Dia juga mengikuti program pelatihan di Balai Riset Pemulihan Ikan (BRPI) di daerah Sukamandi, Kabupaten Subang.
Setelah menyerap berbagai ilmu tentang perikanan, Ahmad memutuskan untuk mulai menggarap usaha tersebut dengan lebih serius. Dia blusukan ke daerah-daerah lain seperti Depok, Bogor, dan Bekasi untuk melihat peluang pasarnya.
Lelaki itu akhirnya memilih untuk fokus pada bisnis pembenihan lele. Kompetitor yang masih jarang menjadi alasan Ahmad mengonsentrasikan usahanya pada segmen ini.
“Di wilayah-wilayah yang lain, (bisnis pembenihan lele ini) banyak yang gagal. Sementara kalau bisnis pembesaran lele sudah banyak yang menjalankannya,” ujarnya.

Bisnis itu mulai membawa keuntungan baginya. Yang membuat dia bahagia, pemasaran lelenya berjalan makin lancar. Usahanya pun terus berkembang, dari yang tadinya hanya 3-4 kolam, bertambah hingga menjadi puluhan kolam.
Akan tetapi, di saat lelaki itu baru mulai menikmati hasil usahanya, pandemi Covid-19 datang melanda. Kebijakan pemerintah untuk mengekang persebaran wabah virus corona, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kemudian berganti menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), ikut berdampak pada bisninya.
“Pas pandemi, jangankan untung, modal saja kepakai buat biaya hidup sehari-hari. Produksi ikan pun menurun,” kata dia.
Ahmad terus memikirkan cara bagaimana agar usahanya bisa bangkit kembali. Pada pertengahan 2021, dia berkonsultasi dengan mantri di Bank BRI Unit Pasirukem di Cilamaya Kulon. Yang dimaksud mantri di sini adalah tenaga pemasar yang tugasnya memang berfokus pada pemberdayaan pelaku usaha mikro. Mereka bekerja di bawah kantor-kantor unit BRI.
Setelah berkonsultasi, Ahmad menemukan harapan baru untuk pengembangan UMKM yang telah di rintis sejak lima tahun sebelumnya. Proposal pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dia serahkan ke pihak bank ternyata diterima. Dia bersyukur mendapatkan pembiayaan itu, sehingga kolam lelenya bisa berproduksi lagi.
“Saya ketemu Pak Edwin (salah satu mantri di BRI Unit Pasirukem). Saya memberanikan diri (untuk mengakses KUR) dan alhamdulillah, punya modal lagi,” tuturnya.
“Kolam-kolam saya tadinya cuma produksi puluhan ribu ekor, kini meningkat jadi ratusan ribu ekor sekali panen.” (Bersambung)
Editor: Ahmad Islamy Jamil