Nilai Euro Jatuh di Bawah Dolar AS untuk Pertama Kali dalam 20 Tahun
NEW YORK, iNews.id - Nilai mata uang euro mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya sejak Desember 2002. Pada perdagangan Rabu (13/7/2022), nilai euro sempat kurang dari 1 dolar AS.
Pada perdagangan siang, euro sempat jatuh ke 0,998 dolar AS di pasar valuta asing atau turun 0,4 persen dari hari sebelumnya setelah data inflasi AS Juni melonjak ke 9,1 persen, yang merupakan level tertinggi lebih dari 40 tahun. Namun akhirnya, euro menguat kembali ke perdagangan terakhir di 1,0061 dolar AS.
Kekhawatiran Rusia bisa membatasi pasokan energi ke Eropa telah meningkatkan kemungkinan resesi di kawasan Eropa. Bank Sentral Eropa (ECB) tertinggal dengan bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga, sehingga semakin melemahkan nilai euro.
Mata uang cenderung naik saat bank sentral terkait menaikkan suku bunga. Pasalnya, investor internasional mengincar pengembalian yang lebih besar untuk memegang aset dengan harga dalam mata uang tersebut.
Dolar AS juga telah menguat dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu didukung bank sentral AS (The Fed) yang menaikkan suku bunga dan investor mencari investasi yang aman untuk aset dolarnya saat ekonomi global bergejolak.
Pelemahan mata uang akan membuat impor lebih mahal bagi negara-negara zona Eropa, terutama barang-barang yang dihargai dalam dolar AS seperti minyak mentah. Itu bisa berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi di zona Eropa, yang sudah mencapai 8,6 persen pada Juni.
Seorang juru bicara ECB mengatakan, tidak menargetkan nilai tukar tertentu.
"Namun kami selalu memperhatikan dampak nilai tukar terhadap inflasi, sejalan dengan mandat kami untuk stabilitas harga," kata dia, dikutip dari BBC, Kamis (14/7/2022).
Sementara itu, EBC diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga pada pekan depan.
Adapun euro telah jatuh hampir 12 persen terhadap dolar AS sejak awal tahun. Mata uang tersebut sebelumnya bernilai lebih dari dolar AS untuk sebagian besar sejarahnya. Terakhir kali diperdagangkan di bawah dolar AS pada Desember 2002 atau kurang dari setahun setelah uang kertas dan koin euro diperkenalkan untuk pertama kalinya.
Editor: Jujuk Ernawati