Optimalkan Sumber Daya, Pendanaan Batu Bara Tetap Diperlukan
“Akses pendanaan sebenarnya dapat dilihat dari indikator produksi batu bara tahunan. Para pemberi pinjaman sejatinya memberi akses dana bukan hanya untuk mendapat keuntungan, tetapi juga mengamankan suplai (batu bara) ke negara mereka,” katanya.
Hingga akhir 2021, sejumlah perbankan ternama ikut memberikan pinjaman untuk mendukung proyek batu bara baik di tambang maupun pengembangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis pada komoditas fosil itu.
Beberapa di posisi teratas adalah Mizuho Financial, Mitsubishi UFJ Financial, SMBC Group, Barclays dan Citigroup. Tiga posisi pertama merupakan bank asal Jepang. Sementara dua terakhir secara berturut-turut berasal dari Inggris dan Amerika Serikat.
Penelitian yang dipublikasi Ugerwald bersama Reclaim Finance, 350.0rg Jepang dan 25 lembaga lainnya menyebut pinjaman untuk batu bara telah dikucurkan oleh lembaga internasional sebesar 363 miliar Dolar AS, setara Rp5.190 triliun selama periode Januari 2019 – November 2021.
Selain itu, 484 bank dunia juga memberi dukungan dalam penyaluran pendanaan hingga 1,2 triliun Dolar AS kepada industri tersebut melalui penjaminan (underwriting). Beberapa di antaranya adalah Industrial Commercial Bank of China, China International Trust and Investment Corporation hingga JPMorgan Chase & Co.