Pabrik Daur Ulang Botol Plastik Seluas 20.000 Meter Persegi Diresmikan di Bekasi
"Pemerintah akan bangun Sentral Terpusat usaha ini, pekerjaan besar namun aksi konkret bagi pelestarian lingkungan. Kita juga kembangkan kawasan bakau seluas 600.000 hektare melalui pendanaan investor Arab Saudi dan Bank Dunia," tambah Luhut.
Presiden Direktur CCEP untuk Indonesia dan Papua New Guinea Jorge Escudero menekankan pentingnya pendekatan closed-loop melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali, sehingga mampu mengurangi kebutuhan material plastik baru sekaligus menjadikan kemasan plastik berjangka waktu panjang.
"Kami berkomitmen memastikan pasokan rPET berkualitas tinggi sesuai kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional, serta meningkatkan penghidupan yang layak dan memberikan kesempatan bagi pekerja pengumpul sampah dan masyarakat," ucapnya.
Jorge menyebut investasi yang dibutuhkan mencapai Rp556,2 miliar untuk produksi botol kemasan daur ulang jenis PET yang tidak hanya akan mengurangi penggunaan plastik murni, tapi juga menurunkan emisi karbon.
"Saat ini PT Amandina Bumi Nusantara mampu memproduksi 25.000 ton rPET per tahun sebagai wujud kontribusi nyata mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia," katanya.
CEO Dynapack Asia Tirtadjaja Hambali mengaku terhormat dapat bermitra dengan CCEP Indonesia dalam menghadirkan solusi sirkularitas plastik yang menggaris bawahi komitmen perusahaan terhadap pengemasan yang berkelanjutan.
"Dengan memastikan pengumpulan yang bertanggung jawab, diintegrasikan ke rantai pasokan pengumpulan sampah dan memprioritaskan keamanan kondisi kerja serta standar hak asasi manusia, kami membantu mewujudkan visi kami tentang masa depan yang sirkular sekaligus memberikan dampak positif, satu botol setiap kali," tuturnya.
Editor: Jujuk Ernawati