Pabrik Pengolahan Garam Terbesar di Indonesia Resmi Beroperasi

Menperin mengatakan, garam adalah salah satu komoditas strategis karena dibutuhkan dalam semua sektor kehidupan. Bagi manusia, digunakan untuk konsumsi sementara industri membutuhkan garam guna menunjang proses produksinya, seperti industri kimia, makanan dan minuman, farmasi dan kosmetika, hingga pengeboran minyak.
“Tanpa garam, industri kertas tidak bisa berproduksi. Tanpa garam, kontak lensa tidak bisa diproduksi. Jadi, penggunaannya sangat luas. Bahkan, di Batam, ada perusahaan yang saat ini membutuhkan garam sekitar 2.000 ton,” katanya.
Direktur Utama Unichem Unn Harris menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya.
“Melalui pembangunan pabrik baru ini, kami telah melakukan investasi pengolahan garam dengan proses washing dan refinery,” ucapnya.
Pabrik seluas 8 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp900 miliar ini, terdiri dari tiga lini produksi. Dua lini untuk garam pencucian dan satu lini untuk garam rafinasi. Dengan kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 300 ribu ton per tahun, Unichem kini memiliki pabrik pengolahan garam terbesar di Indonesia.
“Rincian kapasitas produksi sekarang, untuk garam rafinasi sekitar 70 ribu ton per tahun, sedangkan garam pencucian sebanyak 180 ribu ton per tahun. Namun, pabrik kami ini bisa diperluas lagi hingga 5 lini dengan total kapasitas produksi mencapai 450 ribu ton per tahun,” ungkapnya.
Unn juga menilai, pabrik baru di Gresik ini satu-satunya industri pengolahan garam yang menggunakan teknologi tinggi di Indonesia yaitu Pure Vacuum Dry (PVD) berbasis full-robotic dan automatic palletizing system untuk menghasilkan garam rafinasi dengan kadar NaCl lebih tinggi dari 99 persen sekaligus dengan kadar impurities yang rendah.
Editor: Rahmat Fiansyah