Pelindo IV Siapkan Obligasi Rp5 Triliun Percepat Makassar New Port

JAKARTA, iNews.id – PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) berencana melepas obligasi sebesar Rp5 triliun untuk membiayai percepatan pembangunan proyek Makassar New Port (MNP). Pembangunan tersebut guna meningkatkan value kepada pengguna jasa dan menurunkan biaya logistik di pelabuhan.

“Makassar New Port direncanakan menggunakan alat bongkar muat peti kemas modern yang dapat melayani kapal-kapal ukuran Post Panamax,” kata Direktur Utama Pelindo 4, Doso Agung melalui siaran persnya, Rabu (17/1/2018).

Baca Juga

Ada Stimulus Ekonomi, Purbaya Optimistis Tax Ratio Meningkat di Kuartal IV-2025

Selain Makassar New Port, Pelindo IV juga diketahui tengah meningkatkan kapasitas terminal peti kemas Bitung yang disiapkan menjadi International Hub Port dan Kendari New Port.

“Pengembangan yang dilakukan oleh Pelindo IV juga bertujuan mendukung Direct Call dan Direct Export di Kawasan Indonesia Timur. Di samping itu, kondisi korporasi sangat mendukung upaya percepatan tersebut, di antaranya EBITDA sebesar Rp1 triliun dan leverage masih sangat longgar,” ujarnya.

Pelindo IV bahkan merencanakan pembangunan dermaga sepanjang 1 km sekaligus, dari yang awalnya dibangun secara bertahap. “Untuk itu, kami menyiapkan dana Rp5 triliun yang direncanakan melalui penerbitan obligasi pada 2018 ini,” kata Doso.

Saat melakukan kunjungan tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, sangat mengapresiasi progress pembangunan MNP yang kini sudah mencapai 58 persen. Menteri Rini pada kesempatan itu meminta agar pembangunan MNP dipercepat.

“MNP merupakan salah satu proyek strategis nasional andalan pemerintahan Jokowi di Indonesia Timur ini sesuai dengan jadwal,” kata Rini.

Kinerja Pelindo IV di Tahun 2017 mencatat pertumbuhan volume perdagangan melalui peti kemas mencapai 1,9 juta TEU’s atau meningkat 4,2 persen dibandingkan tahun lalu. Selama 2017, Pelindo IV telah mencatatkan perolehan laba kurang lebih Rp600 miliar atau 1,4 kali lipat dibandingkan periode sebelumnya (year to date).

Editor: Ranto Rajagukguk